Share

10. Kelakuan Mas Ardan

Dengan sedikit bertanya-tanya dalam hati, kuangkat panggilan telepon dari Mas Teguh.

“Halo, Asalamu’alaikum, Mas,” sapaku.

“Wa’alaikumsalam, Num. Apa kabar kalian di sana?” balas Mas Teguh.

“Alhamdulillah baik, Mas. Ada apa menelpon, Mas?”

Tumben sekali Mas Teguh menelepon. Selama ini, kami sangat jarang berkomunikasi seperti ini. Biasanya Mas Teguh hanya menelepon dan bertanya kabar lewat Mas Ardan saja.

“Sudah seminggu ini, Mas coba menelepon Ardan, tapi tidak pernah diangkat. Pesan WA juga tidak pernah dibalas. Mas jadi tidak tahu kabar Ibu. Apa Ibu ada, Num?” ujar Mas Ardan panjang lebar.

Aku menghela napas. Memang Mas Ardan itu kadang tingkahnya tak bisa ditebak. Apa susahnya mengangkat telepon?

“Ibu alhamdulillah sehat, Mas. Hari Sabtu kemarin baru Shanum ajak kontrol. Mas Teguh, mau ngobrol sama Ibu?” tawarku. Pasti dia khawatir dengan kondisi Ibu sekarang.

“Boleh, boleh, Num. Sudah lama Mas tidak dengar suara Ibu,” jawabnya cepat.

“Oke, tunggu, Mas.” Aku segera keluar kamar un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status