Share

12. Mencari Penjaga Ibu

“Mas …” Kusentuh bahunya pelan. Ia bergeming.

“Mas!” panggilku agak keras.

“Apa, sih! Mau apa?” bentak Mas Ardan tanpa menoleh ke arahku.

“Itu di—“

“Apa?” potongnya tak sabaran.

“Itu … di kakimu … ada kecoa,” ucapku datar.

Badan Mas Ardan seketika bangkit dan melihat ke arah kakinya. Tak lama kemudian, jeritannya terdengar memenuhi ruangan.

“Aaaaaaargh! Ke-kecoaaaa! Tolong, Num, tolooong!” Tangannya mengibas-ibas makhluk kecil berwarna coklat yang bertengger di celananya. Makhluk itu malah terbang ke badan Mas Ardan.

“Aaarghhh! Hiiiiiiiiiiii! Jijik!” racaunya.

Aku terbahak-bahak melihat wajah panik Mas Ardan, lalu memutar balik memunggunginya.

“Sama kecoa aja takut! Usir aja sendiri! Malu tuh sama badan gede!” sahutku di sela-sela tawa. Ranjang bergoyang-goyang karena Mas Ardan yang terus bergerak.

Gedebuk!

“Arghhhhh! Si*lannnnnnn!” rutuk Mas Ardan. Rupanya ia sampai terjengkang dari ranjang.

Aku masih tekikik geli. Sama istri saja galaknya minta ampun, sama kecoa malah jerit-jeritan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status