Share

Bertukar Smartphone

"Dih, kamu masih ngambek, Sayang?" Mas Arfen merangkulku dari belakang. Membisikkan kalimat sakral di telingaku yang terasa dingin. "I love you, Mirah. Kamu adalah wanita, bidadari yang paling cantik sejagat raya. Dunia dan akhirat."

Siapa yang tidak marah? Giliran ditanya lebih cantik siapa di antara aku dan Mourin, Mas Arfen tidak bisa menjawab. Nah, setelah aku mengambil langkah diam seribu bahasa, segala bentuk pujian keluar dengan sempurna. Mungkin Mas Arfen lupa, aku bukan perempuan yang haus akan pujian. Untuk apa memuji setinggi langit tetapi diduakan juga?

"Apaan sih, Mas? Sukanya ngegombal, deh!"

Mas Arfen menggelitik nakal pinggangku membuatku menggelinjang kegelian. "Lepasin, Mas, aku paling nggak tahan digelitikin. Lepasin, Mas!"

"Emuah, emuah!" alih-alih menghentikan jarinya, Mas Arfen justru menyerangku dengan ciuman. "Emuah …!"

"Ih, sudah, Mas … Malu, ah, sama Mommy!"

Di sinilah kami berada sekarang, rumah Mommy. Rumah tempat aku dilahirkan, tumbuh dan berkembang. Ru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status