Share

Semakin Kalut

"Lho, kok kamu malah jadi marah sih, Mas?" sampai di sini aku tak mampu lagi menahan emosi. Semuanya tumpah ruah menjadi satu dalam hati. "Kalau nggak mau ya sudah, nggak apa-apa. Nggak usah marah-marah kayak gitu. Lagian kalau hanya soal chat darurat, aku kan, bisa langsung forward? Iya kan, Mas?"

Mas Arfen menggaruk-garuk kening, mengusap wajah. Mendongak ke langit-langit kamar. Membalikkan badan menghadap kepadaku. "Sorry, sorry, Sayang. Emh, tadi aku kaget banget. Hehehehe … Tiba-tiba kamu pingin tukeran smartphone sama aku. Ya, kamu tahu sendiri kan, Sayang? Dalam sehari ada ratusan chat masuk ke WA aku dan semua itu berkaitan dengan peker---"

"Aku tahu, Mas." kuakui, cukup emosional saat memotong perkataannya. "Ya sudah, nggak apa-apa kok, kalau kamu nggak mau."

"Bukan nggak mau, Sayang tapi nggak bisa. Sorry banget."

Aku mengangguk, menahan tetesan air mata. "Ya, nggak apa-apa."

Mas Arfen berjalan mendekat, memegangi kedua pundakku tetapi aku dengan cepat menurunkannya. Mengamb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status