Share

Bukan Sandiwara

Mama memanggilku ke ruang keluarga. Beliau baru saja selesai mandi dan masih mengenakan bath jas. Berkalung handuk merah bata polos. Tersenyum super manis saat aku datang.

"Ya, Mama, Mama memanggil Mirah?"

Mama mengangguk, mendahului duduk di sofa. Bingung, sedikit takut aku duduk di depannya. Memandang dalam diam, berusaha untuk tetap berpikir positif. Berdoa juga, semoga kedatangan Harum dan Papa tadi tidak meninggalkan masalah apa pun. Aku tidak pernah mengira, kalau di antara Mama dan Papa masih ada masalah yang harus diselesaikan.

"Kamu dengar pembicaraan Mama sama Papa tadi?"

Seketika naluri kejujuran dalam diriku berseru, "Iya, dengar, Mama!"

Tetapi di sisi yang lain aku takut. Bagaimana kalau Mama tersinggung atau salah paham? Ah, tetapi bukankah kejujuran adalah hal yang paling utama dalam hidup ini? Katakanlah yang yang sejujurnya, walaupun pahit. Bukan begitu?

"Dengar, Mama tapi samar." Itu yang sesungguhnya. Tidak ada yang aku kurangi, tidak ada juga yang aku tambahi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status