Share

Mama Memang Spesial

Suster Maryati, Mama dan Mourin sudah menunggu di teras sewaktu aku pulang. Meskipun sudah menduga sejak masih di butik tadi tetapi tetap saja aku terkejut. Semakin bingung dengan Mama, terus terang. Lupakanlah soal Mourin, dia memang tak tahu malu. Terlalu murahan dan nekat untuk membuatku berpikir, merenung, menyesal, kecewa, marah dan lain sebagainya. Tika berguna sama sekali, bukan?

"Mama …!" senatural mungkin aku menyapa, mengulurkan tangan, menyalaminya. "Maaf, Mirah baru bisa pulang."

"Oh, ya nggak apa-apa, kamu kan memang harus kerja keras!" Mama menatapku super tajam dan dalam. "Ingat Mirah, nggak ada yang gratis di dunia ini. Bahkan, ke toilet umum pun kita harus keluar duit. Kalau kamu lemah, malas-malasan bagaimana nasib cucu-cucu Mama nanti?"

Wow, aku pikir yang tadi di saluran telepon itu tadi, bukan Mama yang asli. Kupikir itu tadi ledakan emosi sesaat karena aku tidak membolehkan dia membawa Tulip - Olive jalan-jalan. Tetapi ternyata, Mama memang sedang memunculkan kea
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status