Share

Segitiga

Dengan berat hati, akhirnya aku mengikuti perkataan Mas Arfen, memenuhi permintaan Mama. Anggap saja ini sebagai bonus karena Mas Arfen sudah baik budi, baik hati selama di rumah. Bonus juga untuk Mama karena---walaupun belum mencair di hadapan Mourin---tetapi setidaknya tidak menolak kehadirannya. Bukankah semua kebaikan pantas untuk mendapatkan apresiasi?

"Kita mau ke pantai mana, Arfen?" penuh semangat petualang, Mama bertanya saat sudah duduk di mobil, di samping Mas Arfen. "Mirah, makasih ya, sudah ngajak Mama jalan-jalan?"

"Ke pantai Parangtritis, Mama." Mas Arfen menjawab dengan suara standar untuk Mama.

"Iya, sama-sama, Mama." kataku kemudian, sambil mengangsurkan ubi ungu rebus kepadanya. "Mirah juga senang kok, kita jalan-jalan bareng. Sekali-kali, Mama, buat refreshing. Mumpung Mas Arfen sempat juga. Dimakan, Mama, ubinya. Mama yang merebus tadi."

Mama menerima kotak makan berisi ubi ungu rebus dariku, tertawa ringan tetapi lalu menangis, tidak tahu mengapa. Mungkin terh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status