Share

Mencari Kedamaian

Tidak. Aku tidak lantas tersanjung, walaupun Mas Arfen memuji sampai setinggi puncak langit. Bukan juga aku mau mengatakan kalau semua itu gombal. Tahu kan, maksudku? Mas Arfen pasti sedang dalam proyek mengambil hati terdalamku. Supaya aku tetap love, care dan asyik saat bermain di atas trampolin. Eh, maksudku, tempat tidur. Iya, kam?

"Ah, kamu bisa saja, Mas?" akhirnya aku berkilah. "Perasaan aku biasa saja sih, Mas. Kamunya saja kali yang berlebihan. Mana ada di dunia ini manusia yang sempurna, Mas? No body is perfect!"

Bukannya mundur atau bagaimana, Mas Arfen malah beringsut turun dari tempat tidur, berjalan mendekatiku. Saat ini mimik wajahnya terlihat seperti seseorang yang berada di bawah tekanan alias stressed. Kesedihan sangat kentara dalam sorot matanya. "Aku tahu, Sayang, tak ada kita yang sempurna. Emh, ya, sudah. Nggak perlu dibahas lagi, Sayang. Aku juga minta maaf ya, karena gagal mengendalikan Mourin tadi."

Aku mengangguk mantap. Memejamkan mata rapat-rapat, menghela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status