Share

Flash Back

Dengan kulit wajag tersaput warna merah muda, Mommy memberi isyarat supaya aku ikut dengannya sekarang. Meninggalkan Mas Arfen sendiri di ruang tamu. Dalam hati sempat hingga rasa takut, jangan-jangan tidak bisa menerima lamarannya? Mimik wajah Mommy seketika berubah drastis setelah Mas Arfen mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke rumah ini.

"Ya, Mommy?" tanyaku to the point begitu kami sampai di ruang keluarga.

Mommy menyorot tajam dan dalam mataku hingga menghangat, menembus dada. Hampir saja tangisku menetes. Belum pernah Mama memandangku seperti ini, sungguh.

"Kamu serius mau nikah sama dia, Mirah?" Mommy menggenggam semua jari tanganku. "Maksud Mommy, kalian benar-benar saling mencintai, kan?"

Reflek, aku mengangguk lalu mengatakan, "Ya, Mommy."

Mommy melepaskan jari-jari tangan, memegangi wajahku. "Kamu sadar kan, usia kalian terpaut jauh? Ya, memang cinta tidak memandang usia atau apa pun, sih. Tiga bekas tahun … Kamu juga siap kan, atas segala resiko menjadi istri seo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status