Share

Cinta Buta?

Bersyukur, Anyelir datang tepat pada waktunya. Aku tak menjawab meski dengan secuil kecil kata pun setiap perntayaan yang dia ajukan. Diam adalah kekuatan terbesarku saat ini, seperti gunung berapi yang mengandung lahar. Aku sudah berkomitmen untuk memuntahkan semuanya pada waktu yang paling tepat.

"Sorry, Mir, kalau aku terlalu kepo. Jujur, aku khawatir banget sama kamu tadi." Anyelir memberikan penjelasan sambil menjalankan mobil menjauh dari rumah Mama. "Syukurlah kamu dalam keadaan baik, tak seburuk yang aku pikirkan."

"Thanks banget, Anyelir."

Anyelir memandang sayang. Memberikan semangat melalui senyum lebarnya yang khas.

"Nanti, kalau aku sudah tenang pasti cerita kok, sama kamu. Kita kan, bestie?"

"Ya, kita bestie yang hakiki!"

"Aamiin. Kita sama-sama setia ya, Anyelir? Jangan mudah meninggalkan, apa pun yang terjadi nanti."

Anyelir menganguk, menoleh sebentar ke arahku, mengirimkan senyum tulus lalu kembali fokus ke jalan. "Berarti Bella nggak tahu ya, kalau kamu lagi ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status