Share

Yang Tak Terlupakan

Agnes mengangkat bahu.

“Aku tidak tahu. Kamu yang sepupunya yang seharusnya tahu dong.”

Randika berdecak dan berbalik meninggalkan Agnes.

“Hei, untuk apa kamu mencari Amora?” Agnes menyusul di sebelahnya.

“Kamu tidak perlu tahu,” balasnya ketus.

“Liam!”

Randika tiba-tiba berhenti dan bergidik. Matanya membelalak horor melihat wanita gila tadi yang mengejarnya di ujung lorong tampak masih mencarinya. Dia berbalik dengan cepat mengambil jalan lain.

“Hei, kamu kenapa sih?” Agnes kemudian mengikuti.

Randika menggerutu.

“Ada apa dengan rumah sakit ini membiarkan seorang wanita gila berkeliaran.” Dia menatap Agnes seolah menyalahkan wanita.

Agnes membalas tak kalah sewot.

“Memangnya aku pemilik rumah sakit?! Apa-apaan kata-katamu meremehkan pasien kami!” dia memukul bahu Randika kesal.

Randika berdecak malas.

“Bye aku pergi, jangan mengikutiku. Aku tidak akan datang ke rumah sakit lagi!” dia bergidik saat mengingat wanita tadi yang memeluknya seperti orang.

Dia berjalan dengan tergesa-gesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status