Giliran Amora yang tertawa mencemooh.“Terserah kamu ingin percaya atau tidak. Kamu pikir semua wanita tergila-gila denganmu?” cibirnya dingin.Rehan tidak bisa menerima bahwa mantan istrinya tidur dengan kakak kandungnya.“Dari semua orang, mengapa kamu mendekati Giandra? dia kakak kandung yang berarti adalah mantan kakak iparmu! Apa tidak ada pria yang lebih baik di dunia ini sampai kamu tidur dengan mantan kakak iparmu?! Nggak kusangka kamu perempuan murahan seperti ini!” Serunya marah memandang rendah Amora. Namun kecemburuan membuncah di dadanya.“Tutup mulutmu!” Amora maju mendorong Rehan dengan marah, tidak terima dengan penghinaan dari mantan suaminya.“Memang ada banyak pria di dunia. Tapi tidak ada orang setulus Giandra. Giandra seratus kali lebih baik baik daripada siapa pun, bahkan kamu tidak bisa dibandingkan dengannya!”Apa yang paling dibenci Rehan adalah dibanding-bandingkan dengan saudara laki-lakinya. Ucapan Amora sangat menusuknya dan membangkitkan amarahnya.“Tutup
“Dia sudah menyakitiku berkali-kali, tapi aku ....” Amora tidak melanjutkan kalimatnya. Dia mengusapnya wajahnya sedih.“Aku bodoh masih memiliki perasaan pada pria itu,” bisiknya lirih.Kata-kata Rehan sungguh sangat menyakiti hatinya. Dia bisa saja mengabaikan kata-kata mantan suaminya.Tubuh Giandra menegang. sorot matanya menjadi suram mendengar ucapan Amora.Dia iri dengan adiknya. Bahkan setelah menyakiti Amora, wanita itu masih menyimpan perasan padanya. Bahkan ingin membalas dendam.Orang bilang cinta melahirkan dendam. Mungkin begitu dalam perasaan Amora pada Rehan.Giandra mengepalkan tangannya sesaat sebelum mengendurkannya. Dia mencoba terlihat tenang di depan Amora.“Tidak, kamu tidak bodoh.” Giandra meraih telapak tangan Amora yang menutupi wajahnya.Amora menatapnya dengan mata memerah dan sembab.Giandra mengelus wajahnya dengan ekspresi lembut.“Kamu cantik dan cerdas. Orang seperti Rehan, hanya akan menyesal karena pernah meninggalkanmu. Dia tidak pantas kamu tangisi
Jadwal operasi Erlangga adalah hari ini. Amora mengikuti dokter Wiliam menuju ke kamar Erlangga. Sejujurnya Amora sangat malas menemui keluarga mantan mertuanya. tapi dia harus mengikuti dokter pembimbingnya menemui pasien.Dokter William mengetuk kamar rawat VIP yang besar sebelum kemudian masuk dengan diikuti Amora dan seorang suster di sebelahnya.Amora memasang wajah poker melihat keluarga Dwipangga berkumpul di kamar itu. Rehan dan Olivia juga berada di kamar rawat itu.Rehan langsung menatapnya dengan tatapan dingin. Masih tersimpan amarah dalam sorot matanya dan jijik.Amora mengabaikannya. dia harus fokus pada fakta Erlangga adalah pasiennya, bukan mantan mertuanya.“Halo, selama siang, bagaimana kabar Anda Tuan Erlangga?” Dokter Wiliam menyapa dengan hangat pada pasien dan keluarga Dwipangga.“Tadinya sangat baik, tapi melihat wajah perempuan murahan itu membuat mood jadi jelek. Sarapan yang kumakan jadi tidak tercerna. Sungguh sangat merusak pagi.” Sofia lah yang membalas de
Erlangga berbaring di ranjang pasien dengan wajah lemah, menatap Amora.“Amora maafkan ibumu mertuamu—““Maaf Tuan Erlangga, saya sudah lama bercerai dari Rehan,” potong Amora datar mendengar kata-kata Erlangga.Rehan menatapnya dengan tajam.Para rekan dokter Amora memilih diam, tidak ingin ikut campur dan berpura-pura tidak mendengar masalah keluarga pasien yang berkaitan dengan Amora.Sofia mendengus sambil mencibir.“Siapa juga yang sudi punya mantan menantu seperti kamu!” Dia kemudian memprotes pada suaminya.“Sayang, apa kamu sudah lupa, menantu kita sekarang ada Olivia.”Para dokter lain menatap Amora dan Olivia. Situasi ini sangat canggung bagi Amora yang menjadi dokter dari keluarga mantan suaminya, apalagi melihat istri sahnya.Sementara Olivia terlihat tidak nyaman dengan konflik yang terjadi antara mantan istri suaminya dan keluarga Dwipangga. Dia tidak ingin terlibat, namun Sofia menyebutkan namanya membuat dia jadi pusat perhatian.Olivia tersenyum paksa. Dia sangat kesa
Amora memiliki sedikit kesan tentang mantan Ayah mertuanya. Ketika dia menikah dengan Rehan, Erlangga tidak banyak menolak atau pun mencaci latar belakangnya seperti Sofia.Tapi bukan berarti Erlangga adalah orang yang baik. Dia tidak membelanya atau menghentikan Sofia menindas Amora. Dia adalah orang paling acuh tak acuh saat Amora menderita di keluarga Dwipangga.Sekarang dia mendadak baik membuat Amora curiga.Sofia mendengus memelototi Amora.“Sudah dikasih baik, begini balasanmu?! Lulusan perguruan tinggi apanya, sikap sudah kayak orang tidak berpendidikan. Ck,ck, ck pantas tidak sopan, nggak ada orang tua yang ngajar sih.”Amora mencoba sabar, namun Sofia membawa orang tuannya membuat habis kesabaran.“Anda lebih baik bercermin sendiri, keluarga terpandang? Tapi perilaku Anda seperti orang kampungan dan ibu-ibu di pasar.” Amora berkata dingin.“Apa kamu bilang!” Sofia marah.“Tutup mulutmu Amora! Jangan menghina ibuku!” bentak Rehan tidak ingin ibunya dihina.Amora menatap merek
“Mengapa kamu tetap bergabung dengan tim ini kalau yang menjadi pasien kita adalah mantan mertuamu?”Konflik Amora dengan keluarga Dwipangga sudah menyebar membuat semua orang tahu tentang masalah rumah tangga Amora berkat mulut besar Sofia.Amora mengangkat bahu acuh tak acuh.“Kita harus bersikap profesional dalam keadaan apa pun.”...Setelah pemeriksaan, Erlangga akhirnya di bawa keluar dari kamar perawatan menuju ke ruang operasi. Karena ini adalah operasi penting kepala keluarga Dwipangga, Sofia tidak membuat ulah. Seluruh perhatian terfokus pada suaminya membuat Amora lega tidak mendengar komentar pedas dari mantan mertuanya.Namun Amora tidak melihat keberadaan Olivia maupun Rehan menunggu bersama Sofia.Dia mengangkat bahu tidak peduli dan pergi meninggalkan kamar rawat Erlangga untuk mengganti jas dokternya dan bersiap dengan operasi.“Apaan sih, kamu membuatku malu.”Ketika Amora melewati ruang penyimpanan alat kebersihan, dia mendengar suara yang sangat akrab tertawa cent
Dia sangat cemas Amora mendengar semua kata-kata yang dia ucapkan pada Randika.“Olivia, aku tidak menyangka kamu adalah perempuan yang murahan. Kamu mengambil Rehan dariku, tapi ini balasanmu? Kamu berselingkuh dari Rehan?!”Olivia terlihat bersalah, namun dia takut Amor akan mengadukan tindakannya pada Rehan.“Apa maksud kamu? siapa yang berselingkuh! Jangan ngomong sembarangan!” ujarnya menaikkan suaranya karena cemas.“Kamu pikir aku tuli tidak bisa mendengar kata-kata yang kamu ucapkan pada Randika?”“Ini bukan urusan kamu!” Olivia berseru gusar dan berbalik ingin meninggalkan Amora.Namun Amora menarik lengannya hingga dia berbalik menghadapnya. Dia menatap Olivia tajam.“Urusan aku jika kamu melibatkan Randika. Randika adalah sepupuku, aku tidak akan membiarkan dia ditipu oleh perempuan munafik seperti kamu.”“Jika kamu tidak ingin melaporkan perbuatanmu, jauhi Randika,” desisnya mencengkeram lengan Olivia erat.Mata Olivia memerah marah. Tiba-tiba air matanya mengalir.“Mengap
“Apa maksud kamu Olivia akan mengkhianatiku?!”Olivia menarik lengannya.“Sayang, jangan dengarkan dia. Dia hanya ....”Amora menatapnya dengan ekspresi tenang.Olivia menghindari tatapannya. Demi menutupi fakta bahwa dia berselingkuh dan ketahuan oleh Amora, dia melakukan sesuatu yang membuat Amora membencinya.“Amora tidak suka melihat kita bahagia. Karena itu dia mencoba memfitnahku berselingkuh untuk menghancurkan rumah tangga kita karena dulu aku yang menghancurkan rumah tangganya,” bisiknya lirih menunduk menghindari tatapan Amora.Dia tahu Rehan lebih percaya padanya dibandingkan dengan ucapan Amora.Rehan terkejut dan emosi mendengar kata-kata Olivia. Dia menatap Amora dingin dan mencibir.“Jalang,” desisnya.“Kamu ingin menghancurkan rumah tangga kami, karena itu kamu mengincar kakakku?!”Amora menatapnya datar, lalu mengalihkan pandangannya Olivia.Olivia langsung menunduk menghindari tatapannya.“Sayang, ayo pergi.” Dia menarik lengan Rehan membawanya pergi dari sini.Rehan