“Mengapa kamu menikahi Amora? Apa kamu tahu dia adalah mantan istri adikmu?”“Ya, aku tahu,” balas Giandra tegas.“Lalu kenapa kamu tetap ingin menikahi Amora? Kamu mengerti dengan konsekuensi keputusanmu itu? Keluarga akan ditertawakan karena kamu menikahi mantan istri dari adikmu.”Erlangga kemudian mengalihkan perhatiannya pada Amora.“Dan Amora, apa kamu tidak merasa malu? Kamu adalah mantan istri Rehan, namun kamu malah menikah dengan orang yang pernah menjadi kakak iparmu,” ujarnya dengan tajam.Amora menundukkan kepalanya tidak menjawab pertanyaan Erlangga.“Aku sangat berterima kasih kamu merawat dan mengoperasiku. Tapi aku tidak bisa membiarkan kamu mempermalukan keluarga Dwipangga seperti ini, apalagi mengorbankan masa depan Giandra. Apa yang dipikirkan orang lain jika mendengar tentang Giandra menikahi mantan istri adiknya sendiri! Apa kamu ingin membuatnya dipermalukan!” lanjutnya kemudian dengan suara tegas.Amora menegang. Dia tidak perpikir sejauh itu. Dia terlalu sibuk
Sofia tampak lemas dalam pelukan Rehan.Rehan menatap Giandra marah.“Giandra, teganya kamu melakukan ini pada Ibu.”Ekspresi Giandra tampak peduli.“Ini tidak akan terjadi jika ibu tidak terlalu membenci Amora. Penyakit hatilah yang membuatnya sakit.”“Giandra!” seru Rehan marah.“Cukup!” Erlangga berkata tegas untuk menghentikan pertengkaran mereka.Rehan menatap ayahnya."Jangan pernah memberi restu untuk mereka, Ayah. Amora itu wanita pembawa sial!." Seakan-akan perempuan yang sedang dia hina tidak ada di dekatnya, dia menjelek-jelekkan.Ekspresi Giandra dan Amora sangat jelek mendengar penghinaan Giandra.“Benar!” Sofia menyahut tiba-tiba dan berdiri tegak.“Aku tidak membiarkan mereka menikah bahkan jika aku mati sekalipun!”“Cukup!” Erlangga membentak.Semua orang di kamar rawa itu terdiam, tampak tegang.Erlangga menatap putra sulungnya tajam.“Giandra aku tanya sekali lagi, kamu akan tetap menikah dengan Amora?” ujarnya melirik Amora dengan ekspresi suram.Amora mencoba tetap
“Apa kamu yakin dengan keputusanmu? Jika kamu ingin tetap menikah dengan Amora dan mempermalukan keluarga Dwipangga, maka kamu akan kehilangan hak-mu sebagai pewaris Abdi GWP Group,” ancam Erlangga serius.Rehan menegang.Bukankah sekarang dia yang menjadi CEO Abdi GWP Group, mengapa ayahnya mengatakan Giandra sebagai pewaris Abdi GWP Group?!”“Namun sebaliknya, jika kamu meninggalkan Amora, kamu akan tetap menjadi pewaris.”Amora membelalak tak percaya. Erlangga sampai mengancam warisan Giandra hanya karena mereka ingin menikah.Dia melirik Giandra tatapan tak terbaca. Dia menundukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya.Ini adalah balas dendamnya, Giandra tak seharusnya berkorban demi dirinya. karena ingin menantang keluarga Dwipangga, pria itu akan kehilangan hak waris yang seharusnya dimilikinya.Amora menunduk, Giandra tak seharusnya kehilangan hak warisnya, dan tidak mungkin pria itu rela meninggalkan hak warisnya demi dirinya yang hanya seorang janda yang dicampakkan adiknya
Wajah Rehan tampak memerah malu dan marah karena dianggap mencampuri urusan mantan istrinya.“Ayah, bukan aku mencampuri urusan Amora, tapi aku tidak bisa menerima keluarga kita dipermalukan karena menikahi mantan istriku!” ujarnya melirik Giandra dan Amora sinis.Amora balik menatapnya dingin.“Tenang saja, aku sudah lama jauh dari keluarga Dwipangga, tidak ada yang kenal aku sebagai putra dari keluarga Dwipangga. Pernikahanku tidak akan mempermalukan kalian jika kamu dan Ibu berhenti berkoar-koar bahwa Amora adalah mantan istri Rehan,” balas Gaindra tak kalah sinis.“Kamu—“ Rehan menunjuk wajahnya marah.“Cukup!” Erlangga membentak menghentikan pertengkaran mereka.Dia menatap Rehan tidak senang.“Apa yang dikatakan Giandra benar. Rehan berhenti berkoar-koar Amora adalah mantan istrimu. Apa kamu tidak memikirkan perasaan istrimu yang sekarang?” ujarnya melirik Olivia.Semua orang menatap Olivia yang sedari tadi diam. Olivia memaksakan senyum di wajahnya tidak tahu harus berkata apa
“Rehan!” Olivia mengejar Rehan.Rehan tak menghiraukannya dan berjalan cepat di koridor rumah sakit.Olivia berdecak mempercepat langkahnya mengejar Rehan. Dia menarik lengan suaminya dengan kuat hingga membuatnya berbalik menghadapnya.Rehan berbalik dengan ekspresi keras.“Ada apa denganmu?” Olivia berkata dengan suara terengah-engah.“Apa kamu tidak dengar? Amora akan menikah dengan Giandra!”“Lalu apa masalahnya? Mengapa kamu begitu marah?” Olivia bertanya tidak mengerti.“Demi Tuhan Olivia, dia itu mantan istriku! Bagaimana bisa Giandra menikah dengannya!” Rehan berkata sangat geram.“Itu hak mereka. Sesuka mereka ingin menikah atau tidak. Mengapa kamu harus mencampuri urusan mereka. Lagi pula tidak ada masalah mereka menikah jika mereka saling menyukai. toh kamu dan Amora sudah bercerai,” balas Olivia.“Tapi aku yang tidak setuju, Oliv!” Rehan semakin marah mendengar kata-kata istrinya.“Mengapa? Karena Amora mantan istrimu dan kamu ada perasaan sama dia?” Olivia menatap suaminy
“Aku nggak suka Ibu terus memojokkan Olivia. Olivia bukan Amora yang bisa Ibu tindas sesukamu. Olivia istri yang aku cintai, tolong hargai dia.”Sofia sangat marah ditegur putranya.“Kenapa sekarang seperti Giandra?! enggak menganggap ibu dan lebih peduli dengan perempuan murahan itu! lagi pula siapa yang nggak curiga istrimu itu terus pergi entah ke mana dan menemui siapa. Dia bahkan nggak mengurus anaknya, sibuk pergi keluar dan banyak alasan. Apa kamu nggak curiga dia berselingkuh dari kamu?! ibu memberitahu kamu demi kebaikan kamu juga!”Rehan merengut kesal, tidak bisa membalas ucapan ibunya. dia juga curiga, namun dia tidak ingin mempercayai Amora akan berselingkuh darinya. Kurang apa dirinya? dia yang merawat dan membesarkan anaknya. Istrinya sangat polos dan lugu untuk melakukan pengkhianatan.Dia menolak percaya Olivia selingkuh.“Lihat, kamu aja nggak bisa bantah ....” sindir Sofia.“Ibu, ini urusan rumah tanggaku, tolong jangan ikut campur,” ujar Rehan diri agar tidak berte
“Aku juga perlu tahu seperti apa hubunganmu pada keluargamu karena aku akan menikah denganmu agar aku bisa menentukan sikapku antara kamu dan keluargamu,” ujarnya menatap Giandra sebelum menundukkan kepalanya dengan kening berkerut.Balas dendamnya hanya tertuju pada Rehan dan Olivia, namun jika balas dendamnya mengarah pada orang tua Giandra, apakah pria itu akan membencinya?Amora memikirkan kembali proposal pernikahannya dengan Giandra. mereka terlalu terburu-buru dan ada beberapa hal yang belum dipastikan.Giandra maju beberapa langkah dan meraih dagu Amora agar menatapnya.Amora tersentak dengan tindakannya yang tiba-tiba. Dia menatap wajah tampan Giandra tanpa berkedip.“Kamu tidak perlu memikirkan keluargaku. Bagiku, aku tidak memiliki keluarga.”Amora berkedip, menatapnya tidak mengerti.“Tidak punya keluarga? Jangan bilang kamu ....” Dia agak ragu-ragu untuk mengatakan Giandra adalah anak angkat.“Aku bukan anak angkat,” balas Giandra tanpa ekspresi seolah bisa membaca pikira
Giandra berhenti sejenak untuk menarik napas. Dia mendongak menatap langit yang cerah. Ada ekspresi pahit di wajahnya kala dia melanjutkan kalimatnya.“Aku berharap untuk tidak pernah kembali ke keluarga itu. tapi aku tidak bisa begitu saja melihat kakek pergi dengan kesedihan kehilangan pamanku dan sakit hati yang disebabkan oleh orang tuaku. Dan juga ....” Dia menunduk menatap Amora.“Aku tidak ingin kamu terluka dalam keluarga Dwipangga.”Amora tidak bisa berkata-kata mendengar cerita Giandra.Giandra meraih dagunya agar dia menatapnya.“Sekarang Amora, apa kamu akan mundur?”“Aku ....” Amora menelan ludah kaku. Dia menggigit kuku jarinya gelisah.Cerita tentang kekejaman orang tua Giandra membuatnya takut. Selama menjadi menantu mereka tidak pernah tahu keluarga Dwipangga memiliki cerita kelam seperti itu. Tidak heran mereka sangat tidak berperasaan ketika dia kehilangan bayi yang dikandungnya selama tujuh tahun, termasuk Rehan.Amora mengerutkan keningnya sambil mengepalkan tanga