Share

Ingin Mundur

Sofia tampak lemas dalam pelukan Rehan.

Rehan menatap Giandra marah.

“Giandra, teganya kamu melakukan ini pada Ibu.”

Ekspresi Giandra tampak peduli.

“Ini tidak akan terjadi jika ibu tidak terlalu membenci Amora. Penyakit hatilah yang membuatnya sakit.”

“Giandra!” seru Rehan marah.

“Cukup!” Erlangga berkata tegas untuk menghentikan pertengkaran mereka.

Rehan menatap ayahnya.

"Jangan pernah memberi restu untuk mereka, Ayah. Amora itu wanita pembawa sial!." Seakan-akan perempuan yang sedang dia hina tidak ada di dekatnya, dia menjelek-jelekkan.

Ekspresi Giandra dan Amora sangat jelek mendengar penghinaan Giandra.

“Benar!” Sofia menyahut tiba-tiba dan berdiri tegak.

“Aku tidak membiarkan mereka menikah bahkan jika aku mati sekalipun!”

“Cukup!” Erlangga membentak.

Semua orang di kamar rawa itu terdiam, tampak tegang.

Erlangga menatap putra sulungnya tajam.

“Giandra aku tanya sekali lagi, kamu akan tetap menikah dengan Amora?” ujarnya melirik Amora dengan ekspresi suram.

Amora mencoba tetap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status