Share

Maaf mbak, aku menang

Satria menggenggam tanganku erat, membawaku masuk ke pelataran rumah mbak Aini. Tatapan wanita itu tajam sekarang, bahkan aku melihat dia mendengus kesal saat aku masuk melewati pagar rumahnya.

"Kita perlu bicara mbak." Satria kini bicara dengan nada dingin tangannya tak lepas dari genggamanku.

"Bicara apa lagi? Aku rasa tak ada lagi yang perlu di bicarakan." Dia membuang wajahnya.

"Bicara tentang sikap mbak di sekolah Lala, bicara tentang bagaimana mbak Aini membuat Lala di musuhi banyak anak lain."

"Sudah mengarang cerita apa kamu?" Mbak Aini langsung mengarahkan pertanyaan padaku.

Aku masih diam menghargai Satria yang sejak tadi belum selesai bicara.

"Enak sekali ya hanya cerita sebentar langsung saja dapat pembelaan. Percaya saja kami dengan wanita ini?"

"Kenapa aku harus tak percaya mbak?"

"Iyan, aku fannkamubsudah lama saling kenal, bahkan ketika aku dan mas Arka masih berpacaran, kamu tau aku kan?"

"Iya, aku sangat tau mbak, tapi sayangnya tak ada yang lebih mengenal Sri dari a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status