Share

40. Sebuah Kesempatan

Aeris malah semakin terisak. Gadis itu merasa bersalah karena membuat Leon khawatir. Haruskah dia mengatakan yang sebenarnya pada Leon?

"Katakan ...," pinta Leon terdengar lembut.

Aeris menarik napas panjang sebelum bicara, isakan kecil sesekali lolos dari bibirnya. "Meeta ...," ucapnya terdengar serak.

Kedua alis Leon menyatu. "Ada apa dengan Meeta? Apa wanita berambut jagung itu memanggilmu tante lagi?"

Astaga!

Rasanya Aeris ingin sekali menampar wajah Leon yang kelewat tampan karena kesal, tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

"Bukan karena itu."

"Lalu karena apa?"

Aeris menggigit pipi bagian dalamnya kuat-kuat. Entah kenapa dia merasa sedikit ragu saat akan bicara.

"Kita sudah menjadi suami istri, kan? Katakan jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, jangan malah diam seperti ini, Aeris. Aku harap mulai sekarang kita bisa saling terbuka satu sama lain. Bukankah hal itu membuat hubungan kita semakin baik?"

Begitu mudah Leon mengatakan kalimat itu dari bibirnya. Bagaimana reaksiny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status