Share

76. Tulus Memaafkan

"Mau ya, Sayang? Please ...."

Aeris meninggalkan meja makan, lantas membawa piring dan gelas kotor ke tempat pencucian. Lagi-lagi Leon memaksanya untuk bertemu dengan Kris. Aeris belum siap. Bagaimana kalau Kris memukulinya lagi?

"Mau, ya?" Leon kembali membujuk.

"Sekali tidak ya, tidak."

Leon menghela napas panjang. Setiap hari Kris selalu memohon agar dia bisa mempertemukannya lagi dengan Aeris.

Tetapi membujuk Aeris bukan pekerjaan mudah. Aeris selalu saja menolak permintaannya untuk bertemu dengan Kris.

"Aku kasihan sama papa, Sayang. Dia kelihatan sangat menyesal dan kangen banget sama kamu."

Aeris meremas wastafel erat-erat. Papa? Sejak kapan Leon memanggil Kris dengan sebutan papa? Menggelikan!

"Aku tidak mau," tandasnya.

Leon mendesah panjang. "Ayolah, Sayang. Aku mohon. Bagaimana pun juga dia masih papa kamu."

Dada Aeris terasa begitu sesak. Kenapa Leon terus saja memaksa? Apa Leon tidak tahu apa yang telah Kris lakukan padanya di masa lalu? Aeris terluka parah. Sampai sekar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status