Share

94. Gadis Berkepala Batu

Napas Aeris tercekat, jantungnya pun berdetak hebat karena Leon menatapnya dengan lekat dan penuh minat. Apa Leon menginginkannya? Sekarang?

Leon perlahan mendekat, tapi Aeris malah mendorongnya.

"Kenapa sih, Sayang?" tanya Leon kesal karena gairahnya sudah di atas puncak.

"Aku belum mandi, kamu pasti juga belum mandi, kan?"

"Lalu kenapa kalau kita belum mandi? Apa kita bercinta saja di kamar mandi seperti kemarin?"

Kedua mata Aeris sontak membulat mendengar ucapan Leon barusan. Leon gemas sekali melihatnya.

Aeris refleks memukul kepala Leon. "Jangan bercanda!"

Leon malah terkekeh. "Aku serius, Sayang. Lagi pula bercinta di kamar mandi rasanya lebih menantang."

Wajah Aeris sontak bersemu merah, mengingat kemarin pagi mereka bercinta di kamar mandi. "Ki-kita bercinta di sini saja," ucapnya malu-malu.

Leon tersenyum penuh kemenangan. "Baiklah, kita bercinta di sini setelah bercinta di kamar mandi."

Mulut Aeris sontak menganga lebar. Leon pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status