Share

006

Semalam Xabier telah menghubungi karyawan di restoran pusat untuk mempersiapkan restorannya sebagai tempat konferensi pers.

Satu hari ini, restoran itu tidak menerima tamu. Ia malah menjamu para pemburu berita untuk menikmati sajian gratis.

Pria itu menikmati sarapan bersama ibu dan adiknya. "Nanti siang aku ada konferensi pers, memberitahukan tentang kehamilan Batari," ujarnya.

Semalam Xabier telah menceritakan pada ibunya bahwa Batari mengandung anaknya. Tidak ada sambutan hangat terlontar dari bibir Andalaska.

"Seharusnya kamu menutupi fakta kehamilannya. Akan jadi bahan pertanyaan bahwa dia hamil sebelum menikah," sanggah ibunya pagi ini. "Nama baik kamu akan tercoreng," sambung ibunya lagi.

Xabier menyeruput kopi pagi miliknya. Ia sedikit berbeda pendapat dengan ibunya. "Tapi, kehamilan itu akan terus membesar. Dia akan melahirkan tujuh bulan lagi. Tetap saja mereka akan mengusut kehamilan Batari," ucapnya setelah menaruh cangkir di meja.

"Nama baikku tetap saja dipertaruhkan," lanjutnya.

Adik perempuan Xabier, Evana Xinda Santos, menyimak percakapan antara ibu dan kakaknya. Ia mengetahui dasar pernikahan kakaknya bukan karena cinta. Dirinya tahu kalau Xabier tidak lagi percaya cinta, melainkan melakukannya demi keuntungan diri sendiri.

"Aku telah selesai," ucapnya. Ia muak dengan perbincangan itu seakan-akan perempuan yang dinikahi kakaknya itu tidak berarti sama sekali.

Ia juga perempuan, membayangkan menerima perlakuan seperti itu dari seorang pria tentu saja Xinda akan melawan. Entah dimana istri kakaknya itu ditempatkan, Xinda tidak tahu-menahu. 

"Bagaimana perkuliahan kamu?" tanya Xabier begitu menyadari bukan hanya ia dan Andalaska yang ada di meja makan.

"Biasa, Kak," jawabnya pendek. Xabier menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu masih berhubungan dengan mahasiswa pekerja paruh waktu itu?" tanyanya lagi.

"Untuk apa kakak mengurusinya?" Xinda tidak senang dengan pertanyaan kakaknya.

"Kamu harus mencari pria yang baik dan mapan agar masa depanmu tidak suram. Belum lagi, dia tidak punya pekerjaan yang tetap," jelas Xabier.

Xinda mendesah berat, bibirnya menipis, suasana hatinya tidak senang mendengar perkataan kakaknya.

"Bukan tidak punya, hanya belum. Semua ada waktunya, Kak," sanggah Xinda.

"Kakakmu mengingatkan yang baik, Xinda," timpal Andalaska.

Xinda berdecak keras lalu berdiri. "Kenapa Mama dan Kak Xabier mengukur orang itu baik atau bukan dari pekerjaannya?" protesnya. "Apa kakak tidak mampu menilai yang kakak lakukan terhadap istri kakak, sebuah tindakan tidak baik karena merendahkan manusia!?" pekiknya dengan nafas menderu.

"Jangan mengurusi --,"

"Diam!" teriak Xabier turut berdiri dengan kilat amarah pada adik perempuannya.

"Kamu masih 22 tahun, tahu apa kamu tentang kakak!?" hardik Xabier.

Xinda sebenarnya terkejut sendiri dengan isi ucapannya yang berani mengomentari hidup kakaknya. Namun, sudah maju pantang ia mundur.

"Kakak kecewa akan cinta, melihat papa dan mama bertengkar hampir setiap hari, mereka bercerai, dan bersamaan kakak juga putus cinta," sembur Xinda. "Tapi, membuat perempuan lain terluka... yang tidak ada sangkut pautnya dengan masa lalu kakak. Itu sangat... sangat buruk. Aku berharap tidak akan pernah berurusan dengan pria seperti kakak," tunjuknya pada Xabier dengan berani.

Dikuasai oleh amarah, Xabier melayangkan tangannya ke pipi adik kesayangannya itu. Andalaska sampai menjerit, berdiri dari bangkunya.

Xinda menangis. Ia tidak melawan lagi.

Belum pernah Xabier bertindak sejauh ini pada adiknya. Perkataan Xinda seperti memantik api kecil dengan semburan bahan bakar. Emosinya tersambar api hingga meledak.

Xinda memandang kakaknya dengan kilat kesedihan dan kekecewaan mendalam.

Perempuan itu pergi dari hadapan ibu dan kakaknya.

Jerit dan panggilan dari Andalaska diabaikannya begitu saja. Ia pergi keluar dari rumahnya.

Relasi keluarga Xabier mulai rusak semenjak perceraian papa dan mama mereka beberapa tahun lalu.

Xabier mengepalkan tangannya yang memanas. Antara rasa sesal dan marah mengumpul di dadanya.

Semua perempuan sungguh membuat kesusahan, batinnya.

Andalaska berjalan mendekati putranya, ia mengusap lengan Xabier yang digunakan tadi pada adiknya.

"Bersabarlah menghadapi adikmu, tidak bisa dengan amarah," saran Andalaska. "Ia masih begitu muda, sudut pandangmu belum mampu dicapainya."

Xabier bisa sedikit lebih tenang mendengar ucapan ibunya. "Pergilah, lakukan mana yang terbaik untukmu," pesan Andalaska.

Xabier menghadap ke arah ibunya. "Terima kasih, Mama," ujarnya.

Pria itu tidak langsung melaju ke restoran pusat miliknya. Ia menghubungi Batari, rencananya ia ingin menjemput perempuan itu untuk melakukan konferensi pers bersama.

Ponselnya tidak terhubung. Ia yakin bahwa Batari tidak akan pergi ke restoran cabang setelah perempuan itu diperintahnya untuk tinggal di rumah saja.

Tidak membuang waktu lama, Xabier melaju ke perbatasan kota tempat tinggal Batari. Butuh waktu lebih cepat karena ia berada di arus lalu lintas yang lengang.

Saat akan masuk ke kawasan tempat tinggal Batari, dari kejauhan pria itu melihat Batari naik angkutan umum, memakai masker dan topi sambil menyandang tas ransel dan menenteng tas lainnya.

"Mau kemana dia?" gumam Xabier.

Ia mengikuti angkutan umum itu. Batari tidak turun di sepanjang jalan hingga sampai ke terminal bus.

Xabier menebak bahwa perempuan itu berencana melarikan diri darinya. Ia mengumpat dan memukul keras kemudi, saat tahu isi rencana istrinya itu.

Dia mencari lokasi parkir dengan sebelumnya menandai angkutan yang dinaiki Batari. Setelah parkir, pria itu melangkah cepat menuju kendaraan di lokasi pemberhentian terakhir bus.

Dekat tengah bus, ia menunggui Batari turun. Kepalanya menoleh ke kiri dan kanan, memastikan Batari keluar dari pintu depan atau belakang.

Saat Batari turun, dalam kondisi bersesakan seseorang tidak sengaja mendorongnya. Tasnya terjatuh duluan. Perempuan itu hilang keseimbangan, pegangannya di pintu terlepas.

Kakinya terlompat ke arah aspal. Kejadian buruk menghampiri Batari, ia menutup matanya tidak kuasa menerima duka lagi.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Gustri Lusiyanti Hutapea
seru ceritanya sangat menarik
goodnovel comment avatar
Yuli Setiawaty
banguuus cepat sadar suaminya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status