Share

03. Bertemu Dengan Tante Nurma

"Maaf Dek, Abang kepingin ke toilet, di mana toiletnya ya?"

"Oh itu belok kanan lalu lurus saja nanti ketemu di ujung sana," ucap Pak Sugimin.

"Terima kasih Pak, saya pergi dulu," sahut Rizki dengan tampak gusar.

"Pak, kalau Ayu lihat sepertinya Bang Rizki kaya gimana gitu, saat Bang Reza bilang ada tamu kehormatan, siapa tadi namanya ... oh ya dari Wiranata Group, siapa sih Pak?" tanya Ayu dengan penasaran.

 

"Oh itu, perusahaan terbesar di daerah sini, orang itu memiliki banyak perusahaan dari properti, restoran, hotel, apartemen, ruko, mall, pelayaran bahkan farmasi."

 

"Cabangnya sudah di mana-mana, nah itu yang nikah suami sepupumu itu salah satu anak buahnya.

 

"Dengar-dengar beliau itu tidak sombong bahkan bisa dibilang sangat dermawan. Beliau juga punya yayasan sekolah, ada panti asuhan, panti jompo, bahkan rumah singgah penyakit kanker, sebagian hartanya disumbangkan untuk yayasan amalnya."

 

"Cuma yaitu sangking banyaknya yang dipegang dan kegiatan sosialnya, mereka lupa kalau mereka mempunyai anak yang harus di didik."

 

"Ih, Bapak hebat deh tahu semuanya, terus kenapa dengan anaknya Pak?" tanya Ayu yang masih penasaran dengan cerita Bapaknya.

 

"Ya iyalah  tahu soalnya Bapak dulu pernah ketemu dengan beliau, orangnya memang baik, cuma beliau pernah bilang ke Bapak kalau semua yang beliau bangun atas bantuan  usaha anak semata wayangnya itu, orangnya pintar di usia yang masih muda dia sudah banyak mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya."

 

"Terus sekarang dimana anaknya Pak, berarti yang datang itu nanti dia?" tanya Ayu penasaran.

 

"Nah itu dia sudah 5 tahun anak itu sudah pergi entah ke mana tidak ada yang tahu, seperti di telan bumi saja," terang Pak Sugimin yang sedikit mengenal sosok Bapak Aldiansyah Wiranata yang tak lain adalah besannya sendiri, tetapi mereka tidak menyadarinya.

 

"Memang namanya anaknya siapa Pak?"

"Oalah, Bapak lupa namanya siapa!"

"Huh ... kebiasaan nih Bapak kalau ditanya nama orangnya pasti lupa," gerutu Ayu.

"Ya maaf namanya juga penyakit orang tua."

"Kalau begitu Ayu mau cari Bang Rizki dulu, kok lama banget pergi ke toilet, atau jangan-jangan dia melirik cewek-cewek cantik di sini," ucapnya dengan kesal.

 

"Pak, Ayu tinggal dulu."

"Iya, Nduk cari sana jangan sampai dia kesasar," sahut Pak Sugimin dengan tersenyum.

Rizki bergegas mencari informasi siapa yang kira-kira datang menghadiri acara pernikahan ini. Dia tidak ingin ada yang mengenalnya sebagai pengusaha muda ternama dan ingin membuktikan bahwa dirinya mampu berusaha sendiri tanpa ada nama belakangnya.

Rizki celingak celinguk seperti maling tanpa disadari dia menginjak gamis seseorang yang tidak lain adalah punya Tante Nurma.

Tante Nurma adalah Tante Kesayangan Rizki yang merawatnya dari kecil, karena Ibu kandungnya sangat sibuk dengan urusan sosialnya.

"Augh ... siapa sih ini nginjak gamisku aduh ...untung nggak kotor," ucapnya sedikit marah.

"Maaf Bu, saya nggak sengaja," jawab orang itu.

 

Namun saat melihat ke belakang betapa terkejutnya dia melihat keponakan yang sangat dirindukannya itu sampai menutup mulutnya ingin berteriak heboh.

 

"Kamu ... Rizkiansyah Wiranata 'kan, kok dandanan kamu sekarang jadi begini, apa tahun ini lagi ngetrend ya?" goda Tante Nurma.

 

"Shuuts!" jangan keras-keras lebih baik kita cari tempat buat ngobrol," sahut Rizki dan mengajak tantenya pergi ke luar gedung mencari tempat yang agak sepi di pojok halaman parkir.

Tiba-tiba telinga Rizki dijewer oleh Tante Nurma dan memukulnya.

"Augh ... sakit, Rizki bukan anak kecil lagi, udah gede malu tahu Tante," ucapnya cengengesan.

 

"Habisnya kamu nggak kasih kabar, Tante 'kan rindu," ucap Tante Nurma dan ingin di peluk Rizki.

Rizki pun memeluk Tante Nurma seperti ibu kandungnya sendiri.

 

"Loh kok Tante nangis, nanti dandanannya luntur loh?" goda Rizki ke tantenya yang cantik.

 

"Sembarangan, ini make up anti air jadi kalau kena air sekalipun nggak luntur," sahutnya.

 

"Terus apa kamu sudah menikah atau belum, pasti dalam keheninganmu mengembara ada yang nyantol jadi istrimu," goda tantenya dengan tersenyum.

 

"Ih Tante kaya paranormal saja, tapi betul kata Tante, selain mau menenangkan diri, Rizki bertemu seorang gadis kampung dan sekarang Rizki sudah menikah dengannya namanya Rahayu, orang cantik dan kalem idaman Rizki cuma yaitu keluarganya kaya mercon omongannya, tapi Rizki malah suka Tan," jawabnya tersenyum.

 

Langsung Tante Nurma memegang kening Rizki, tetapi tidak panas.

"Kenapa Tan?"

"Kening tidak panas tapi otakmu yang nggak waras, kenapa nggak kamu lawan saja sih?"

 

"Di mana-mama kalau orang itu dihina, dicaci maki bahkan direndahkan harga dirinya akan marah," gerutu Tante Nurma.

 

"Maaf Tante, namanya juga cinta itu buta, waktu itu juga nggak sengaja ketemu sama dia sewaktu dia beli nasi padang di tempat Rizki kerja, ya  pandangan pertama."

 

"Terus gimana nasibnya Stela kalau dia tahu kamu sudah menikah, bisa panjang urusannya ini!"

 

"Rizki nggak suka sama dia Tan, terlalu over dosis, dari segi penampilan, wataknya, kelakuannya semua over nggak ada bagus-bagusnya lagian Rizki hanya menganggapnya sebagai adik saja tidak lebih."

 

"Kamu tuh dasar, terus kamu tinggal di mana? Kamu nggak sayang sama Tante lagi,"

 

"Lihat nih , mikirin kamu di luar lagi ngapain, sudah makan atau belum, tidur di mana, sama siapa tinggal, lihat nih gara-gara mikirin kamu badan Tante jadi melar gini," gerutu Tante Nurma dengan kesal dan menangis.

 

"Loh, Tan bagus dong tambah gemuk bukan tambah kurus, biasanya orang lagi frustrasi itu kurus nggak nafsu makan tetapi kebalikannya Tante stres malah larinya ke makanan.

 

"Sekarang Rizki tinggal bersama Ayu di rumah sederhana, mertua Rizki menghadiahkan sebuah rumah nggak besar juga sih, tapi cukuplah untuk melindungi saat musim hujan maupun panas."

 

"Terus kenapa nomor ponselmu nggak aktif lagi, sengaja kamu ganti ya? " tanyanya lagi.

 

"Iya Tan sengaja ganti nomor supaya lebih rileks saja."

 

"Kembali saja Ki mengurus perusahaan, kamu nggak kasihan sama sepupumu itu Linda, itu perusahaanmu kamu yang mendirikannya susah payah masa kamu tinggalin begitu saja sih?" tanya Tante Nurma.

 

"Biar saja Tante, Mbak Linda 'kan pintar dan berdedikasi, lagian daripada kerja sama orang lain lebih baik kembangkan punya keluarga sendiri." ucapnya santai.

 

"Iya tapi Mbakmu itu mau pensiun dini, dia mau mengembangi usaha kateringnya,' kan kamu tahu sendiri Mbakmu itu lulusan koki terbaik, dia itu malas bekerja begituan lagian umurnya sudah 34 tahun sudah waktunya menikah.

 

"Seharusnya dia sudah menikah di usia dua puluh lima tahun, tapi gara-gara kamu minggat semua keteteran."

 

"Ya nikah saja dong Tante, susah amat?" celetuk Rizki.

 

Tiba-tiba Tante Nurma menjewer telinganya Rizki.

 

"Augh, sakit Tante!"

 

"Kamu itu ya, kaya nggak tahu Mbak Lindamu, dia itu mau kalau dia menikah kamu itu harus ada di sana, lupa kamu sama janjimu sendiri?"

 

"Maaf Tante!' ucapnya dengan memelas.

 

"Oh ya Tan, sekarang Rizki sudah bisa buka bengkel sendiri, ya hasil dari nabung dan kerja di warung makan itu, setidaknya masih bisa buat bertahan hidup dengan istri."

 

"Iya sampai kapan kamu menutup diri, kasihan Papah Mamah, mereka melampiaskan kerinduannya ya melewati hiburannya dengan jalan-jalan."

 

"Iya sabar dong Tan, sebentar lagi, lagian bengkel Rizki juga belum lama dibangun."

"Ada waktunya Tante, mereka dapat pelajaran yang setimpal atas kelakuan mereka selama ini."

"Terus ngapain kalian datang ke acara nikahan sepupunya Ayu?"

"Oh jadi nikahan sepupunya istrimu toh?"

"Iya Tan."

"Laki-laki yang duduk di pelaminan itu bapaknya tangan kanan papahmu di bidang perhotelan."

"Kalau anaknya itu sebenarnya bagian manajer hotel di sana, jadi mau ndak mau harus ada perwakilan dari kita menghadiri pesta pernikahan ini.

 

Tak lama kemudian Ayu yang sedang mencari suaminya, sampai saat itu belum kelihatan.

Sampailah dia ke luar gedung itu, mencari sesuatu, matanya yang jeli tidak luput dari pandangan Ayu, tetapi nihil.

Namun pada saat mau kembali ke dalam, netra matanya menyisir di halaman pojok belakang.

Bertapa terkejutnya Ayu melihat Bang Rizky nya itu sedang berpelukan dengan wanita lain.

Hatinya bergemuruh, rasanya ingin mencabik-cabik Bang Rizki, apa dia mulai bosan dengannya sampai-sampai memeluk orang lain?

 

"Awas, kamu Bang!"

 

 

 

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wulan Dandi
lumayannnnnnnnn
goodnovel comment avatar
Ranting Hidayat
lumayan....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status