Share

09. Berita Mengejutkan

Dan terbukti hasilnya tidak mengecewakan, Ridho berhasil menggapai cita-cita menjadi koki handal.

 

Sebenarnya Ridho selalu mengirimi uang setiap bulan dua juta rupiah kepada Pak Sugimin, karena gaji Ridho kurang lebih bisa mencapai enam jutaan di kota.

 

Namun Pak Sugimin masih sungkan memakai uang hasil jerih payah anaknya, uang itu hanya digunakan saat keperluan mendadak saja, sehingga Pak Sugimin tidak ingin mengutak-atik uang itu, begitu juga dengan Bu Yati beliau sepemikiran dengan suaminya.

 

Tidak ada yang tahu kalau Ridho mengirimi uang kecuali Riski dan Ayu. Pak Sugimin memang selalu menceritakan semua masalah paling banyak bercerita dengan Rizki menantu kesayangan, karena ketiga anaknya yang laki-laki sibuk bekerja sehingga membuat mereka sombong dan angkuh kepada orang tuanya sendiri.

 

Ketiga anaknya hidup dengan bercukupan dengan keluarga barunya itu. Mereka tidak pernah mau membantu Bu Yati atau Pak Sugimin yang sudah berusia senja yang masih aktif bekerja keras.

 

Kecuali Mbak Nisa kakak ipar Ayu istri dari Doni kakak pertama Ayu. Sebisa mungkin Nisa akan membantu Bu Yati melayani pembeli yang setiap hari selalu banyak.

 

Maklum Bu Yati sudah puluhan tahun menjual Nasi kuning, karena sudah terkenal dengan enak dan lezat, bahkan setiap hari jumat Bu Yati akan membagikan secara gratis terutama bagi yang kurang mampu.

 

Namun Pak Sugimin dan Bu Yati memang tidak butuh bantuan dari anak-anaknya, karena mereka menganggap selama kaki masih bisa berdiri dengan kokoh tidak salahnya masih mencari makan tetapi tidak ngoyo karena Pak Sugimin ingin dibarengi dengan mendalami ajaran agama yang sempat beliau lupakan waktu masih muda.

 

Beliau pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa, bahkan sebagian hartanya sebelum bangkrut semua beliau menyisihkannya untuk disumbangkan ke yayasan amal, panti asuhan, panti jompo.

 

Tidak ada yang tahu bahwa Pak Sugimin juga membuka pondok pesantren khusus bagi masyarakat yang tidak mampu, bahkan tenaga pengajarnya sudah ada.

 

Sebagian uang yang ditransfer Ridho tiap bulan akan diberikan ke pondok pesantren, bahkan sedikit demi sedikit hasil penjualan nasi kuning juga disisihkan untuk membangun pondok pesantren itu.

 

Bu Yati sangat mendukung keputusan suaminya itu, bahkan dari hasil penjualan nasi kuning mereka berdua sempat menjalankan ibadah haji 10 tahun yang lalu.

 

Pondok pesantren itu di kelola oleh sahabat dekat beliau yang bernama Pak Solihin, kebetulan beliau juga seorang guru agama.

 

Sampai sekarang pondok pesantren itu berdiri dengan kokoh dan makin banyak anak-anak yang menimba ilmu di sana, bahkan sudah terkenal dengan baik dan bagus, semua fasilitasnya terbilang sangat modern dan canggih.

 

Dunia tidak selebar daun kelor, Pondok pesantren yang dibuat Pak Sugimin ternyata ada campur tangan dari Rizki.

 

Namun Rizki juga tidak tahu kalau sekolah yang dibangun itu sebenarnya adalah milik mertuanya sendiri. Dia hanya tahu kalau itu punya Pak Solihin.

 

Setiap bulan ternyata Rizki menyuruh sahabatnya bernama Wisnu  untuk mentransfer uang sejumlah dua puluh juta juta melalui rekening Pak Solihin yang dipercayakan oleh Rizki untuk membantu menggaji para guru yang ada di pondok pesantren itu.

 

Maklum karena guru-guru di sana adalah guru-guru yang sukarela membantu dengan seikhlasnya, karena melihat ketekunan dan kegigihan para guru di sana mencetak anak bangsa yang bermoral dan berakhlak, Rizki akhirnya memutuskan selalu membantu pondok pesantren itu.

 

Mereka yang masuk tidak terlalu di pusingkan dengan uang pendaftaran, makanya setiap mau masuk pondok pesantren itu akan diteliti dan di sidak terlebih dahulu latar belakang keluarganya, jika memang tidak mampu maka akan di beri keringanan yang tidak memberatkan keluarganya, jika tergolong standar maka akan dikenakan semampunya, karena pada dasarnya Pak Sugimin membantu bagi anak yang tidak mampu bersekolah, namun sepanjang perjalanan karena sudah terkenal banyak pendatang dari luar ingin bersekolah di sana, bahkan yang bercukupan bersekolah di sana.

 

Tidak ada perbedaan si kaya dan si miskin, semuanya membaur menjadi satu, tidak ada perdebatan antara berkuasa dan tidak mereka sama-sama belajar, menimba ilmu untuk masa depan mereka masing-masing.

 

Namun tidak ada satu pun keluarga Pak Sugimin menyekolahkan anak-anaknya di pondok pesantren itu. Kadang membuat Pak Sugimin sedih dengan sikap ketiga anak lelakinya yang tidak mau mengajarkan anak-anaknya untuk memahami agama sedini mungkin.

 

Anak-anak mereka sudah terbiasa dengan kehidupan dengan fasilitas yang mewah dan bercukupan mereka belum menyadari kalau Allah berkehendak bisa saja hari ini kaya besok menjadi miskin, Wallahualam.

 

Riski yang tadi sibuk menyapu halaman rumah yang sudah banyak ditumbuhi rumput, tiba-tiba ponselnya berdering dan dia melihat ternyata kakak sepupunya Linda yang menelepon.

 

Buru-buru dia mengangkat telepon itu karena sudah lama tidak mendengar suara kakak sepupunya itu.

 

@Riski

{Assalamualaikum, Mbak apa kabar} terdengar Riski sangat bahagia.

 

@Linda

{Iki ....!!" } lengkingan suara Mbak Linda yang nyarig membuat Riski kaget.

 

@Riski

{Mbak, apaan sih teriak, Iki bukan anak kecil lagi tahu}

 

@Linda

{Bagi Mbak, kamu masih kecil buktinya kamu main kabur saja dari duniamu, ini sudah tahun kelima, sudah selesai istirahatnya, kembali ke alammu sekarang!}

 

@Riski

{Mbak ini memang Iki setan apa kembali ke alam lain, hahaha}

 

@Linda

{ Kamu itu yang apaan, kenapa hilang begitu saja, sudah tahu Mbakmu ini khawatir, ternyata selama ini Mas Wisnu tahu ya keberadaanmu, dasar}

 

@Riski

{Iya Mbak, sengaja Wisnu Iki suruh rahasiakan termasuk dari Mbak sendiri, supaya nggak ada yang mencari Iki, tapi perusahaan tetap jalankan semuanya}

 

@Linda

{Iya cepat balik ke kantor, Mbak mau nikah nih sama Mas Wisnu, jadi biasakan panggil Mas, dia kan calon kakak iparmu walaupun dia bawahanmu tahu}

 

@Riski

{Iya Mbakku sayang, Mas Wisnu memang dia tahu semuanya, oh ya Mbak gimana kabar Mamah sama Papah di sana, Mbak?}

 

@Linda

{Alhamdulillah baik, Ki, kenapa kamu nggak tanya langsung sama mereka, sudah cukup ya Ki, kenapa nggak pulang ke rumah Ki, kami kangen sama kamu? Kamu belum bisa memaafkan mereka? Kamu masih sakit hati dengan mereka?}

 

@Riski

{Enggak Mbak Alhamdulillah Iki di sini banyak mengambil pelajaran yang berharga dari perjalanan hidup Iki selama 5 tahun belakangan ini}

 

{Iki nggak membenci sama Mamah dan Papah, iki hanya perlu waktu untuk merenung dan sekarang beberapa bulan lagi Iki akan kembali ke kerajaan bisnis Iki, tenang saja Mbak, soalnya masih ada yang harus dibenahi di sini}

 

@Linda

{Mbak tahu kamu memang bijaksana dalam mengambil keputusan, bahkan Om dan Tante sekarang mendukung keputusanmu, karena kamu sampai sekarang tidak begitu saja menghilang, karena kamu masih memantau perkembangan perusahaan kita, Mbak salut sama kamu Ki, justru Mbak banyak belajar darimu}

 

{Memang Ki terkadang orang tua dalam menyampaikan kasih sayangnya selalu berbeda dengan orang lain, mungkin kamu juga sudah memantau keadaan orang tuamu dari Mas Wisnu, walau kamu lihat di media sosial Om dan Tante bahagia, namun hati mereka sedih}

 

Namun sesaat terdengar Tante Nurma berlari menghampiri Linda yang masih asyik menelepon Riski adiknya.

 

@Linda

{Mah, apaan sih lari ngos-ngosan kaya di kejar hantu aja deh, hati-hati Mah, ingat umur nggak muda lagi}

 

{Itu-itu ada berita di televisi huhuhu ....}

 

Riski yang masih mendengar suara mereka ditelepon juga mendengarkan dengan saksama.

 

@Linda

{Ada apa sih Mah, tarik napas dulu Mah}

 

@Tante Nurma

{A-ada kecelakaan di ja-jalan siaga ...}

 

@Linda

{Terus kenapa Mah, ada apa dengan kecelakaannya masuk teve gitu, sudah biasa kali Mah daerah itu, mengambil maut! }

 

@Tante Nurma

{Ayok cepat kita ke rumah sakit, yang kecelakaannya itu Om sama Tantemu,}

 

@Linda

{Ma-maksudnya Ma-mah orang tua Rizki}

 

@Tante Nurma

{Iya, pakai nanya lagi, cepat mati in teleponnya, kita ke rumah sakit dulu}

 

@Linda

{Mah ... }

 

@Tante Nurma

{Ada apa sih ayo buruan}

 

@Linda

{Ini Mah yang ... yang aku telepon si-si Riski}

 

@Tante Nurma

{Apa ... maksudmu ... Ha-halo Ki, ini Tante Nurma, Ki kamu masih di sana Nak, Ki jawab Tante}

 

@Rizki

{I-iya Tante, Iki di sini dan mendengar Tante ngomong}

 

@Tante Nurma

{Ki, dengar in Tante baik-baik sekarang kamu pergi ke rumah sakit kota nanti Tante SMS alamatnya, sekarang Tante langsung berangkat dengan Linda}

 

{Assalamualaikum}

 

@Rizki

{Walaikumsalam}

 

Rasa panik dan takut kehilangan orang tua membuat Rizki serba salah. Dia langsung pergi ke rumah mertuanya untuk menemui Ayu istrinya yang masih sibuk membantu Bu Yati.

Tanpa pikir panjang Rizki hanya berpamitan sebentar kepada Ayu, sebelum Ayu berbicara panjang lebar, dan langsung mengendarai motornya menuju kota.

 

Entah Ayu dengar atau tidak karena saat memberitahukan ke Ayu, lagi sibuk-sibuknya melayani pembeli.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Soni Susanto
rugi mbaca
goodnovel comment avatar
Parto Lete
mahal banget
goodnovel comment avatar
Amanatul Mubarokah
bagus ceritanya tapi kok mahal banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status