"Aduh malu Bang, kita beli sendiri saja yuk pakai uang kita sendiri!" tanya istri Lukman."Dari mana uangnya, harga perhiasan yang kamu ambil itu setara dengan gaji Abang selama tiga bulan, bisa-bisa kita nggak makan selama tiga bulan hanya untuk membeli perhiasan itu," jawab Lukman kesal.Begitu juga Doni dan Reza, rasa malu sudah terlihat di wajah mereka.Ya sudah nggak jadi beli di sini, kamu Ngga bilangnya banyak duit tiga milyar saja nggak pegang, apaan begitu?" gerutu Pakdhe Sukirman kesal."Rangga pikir cukup Pah, ternyata kurang!""Makanya Rangga jangan sok jadi orang kaya, ternyata kayamu baru dua milyar," ucap Rizki sembari menepuk bahu Rangga.Rasa marah dan malu terlihat dari wajah mereka semua, dan pada saat meninggalkan toko tiba-tiba manajer itu menghentikan langkah mereka."Tunggu sebentar!""Ada apa Pak, Bapak jadi mengabulkan permintaan saya?" tanya Rangga semringah berharap permintaannya di kabulkan."Bukan sama Mas nya, melainkan Mas ini, sepertinya saya pernah lih
"Ibu juga jadi gugup seperti Ibu yang mau nikah lagi sama Bapakmu," ucap Bu Yati yang tangannya mulai dingin."Jangan gugup toh Bu, kalau Ibu gugup Bapak jadi ngikut, kita harus tampil maksimal seperti mereka," sahut Pak Sugimin santai."Nah akhirnya kalian sudah pulang, ayuk sekarang waktunya istirahat, kami sudah menyiapkan semua fasilitas agar kalian bisa istirahat sejenak, rileks," ucap Tante Nurma dengan semangat."Bagaimana Tan, semua sudah oke?""Sudah Ki, semua Tante sudah periksa, sekarang cepat ke kamar kalian untuk rileks sejenak agar nanti malam fresh," sahut Tante Nurma."Terima kasih Tante!""Iya Sayang!"Mereka pun masuk di kamar masing-masing yang sudah di sediakan khusus untuk mereka.Ayu akan dipermak menjadi permaisuri, untuk itu Ayu dipersilakan masuk ke ruang spa, dia akan melakukan serangkaian kegiatan dari mandi lulur, pijat refleksi, maskeran, manikuri dan pedikur, perawatan wajah sampai dia akan mengenakan gaun pengantin.Malam yang dinanti-nantikan telah tib
Mereka langsung berdiri kaku, biji mata hampir keluar melihat siapa yang datang dari balik pintu itu. Mulut menganga tak bergerak hanya memandang ke satu arah.Gaun pengantin tampak anggun dan cantik melekat ditubuh sang pengantin wanita bersanding dengan seorang yang tampan nan rupawan, diapit oleh kedua orang tua Ayu dengan gaya dan pakaian serasi dengan besannya.Jalan berlenggak-lenggok menuju ke depan pelaminan yang sudah dihiasi dengan mawar putih kesukaan sang mempelai, seketika itu juga Bu Yati dan Pak Sugimin dengan bangga berjalan di karpet merah menggandeng putri dan menantu kesayangannya.Setelah kedua mempelai tiba di pelaminan, mata mereka tak berkedip sedikit pun, mereka pangling tidak percaya kalau Ayu bersanding dengan putra seorang pewaris tunggal kejayaan Wiranata.Wajah kedua mempelai nampak tersenyum bahagia begitu juga dengan Pak Sugimin serta Bu Yati.Mereka tak membayangkan jika anak gadisnya dipersunting oleh seorang anak pengusaha besar.Ketiga Abang Ayu mula
Semua orang memandang ke arah mereka dengan sikap sinis."Oh ini yang diisukan yang tidak suka sama Rizki karena dia miskin ternyata kaya, syukurin malu dia kayanya, makanya mau keluar, hahaha ..." ucap salah satu tamu undangan."Wah bagaimana nih nasibnya, berarti Rangga itu cuma bawahannya Rizki?" temannya menjawab."Ya iyalah Rangga di sini itu hanya manajer hotel, sedangkan yang punya hotel ini ya Rizki lah, hahaha...." jawab salah satu tamu undangan itu.Wajahnya memerah, rasanya ingin sekali merendam di air yang dingin, rasa malu sudah di ujung tanduk, tetapi kalau mereka keluar sama saja mempermalukan dirinya sendiri.Beliau pun duduk kembali walaupun hatinya masih dongkol karena merasa dipermainkan oleh dua orang sekaligus.Di satu sisi ternyata menantunya hanya pegawai biasa yang sombong sedangkan Rizki adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis Wiranata."Rangga, Pak Fauzi apa-apaan ini, katanya acara kamu mau naik jabatan, mana buktinya, kalian membohongi saya ya, ingin mempe
"Kalau begitu silakan istirahat dulu di kamar atau silakan di sini menikmati resepsi pernikahan saya," sahut Rizki tersenyum."Iya Pak, lebih baik saya di kamar saja, soalnya Dini putri saya sepertinya sudah mengantuk," jelas Maya yang sudah menggendong putri kecilnya berumur tiga tahun itu."Oke saya antar ke kamar Anda, mari Bu!" ucap Linda menawarkan bantuan kepada Maya."Saya permisi dulu Pak Rizki!""Iya, silakan Bu!""Bu Maya pergi meninggalkan pesta pernikahan Rizki diantar oleh Linda sepupu Rizki.Rizki memandang sekelilingnya, dia pun tersenyum melihat kedua orang tua dan mertuanya akrab satu sama lain, bahagia sudah menanti diantara keluarga mereka, tinggal masalah saudara Ayu, Rangga, dan Pakdhe Sukirman yang belum selesai, namun baginya yang terpenting adalah keutuhan orang tua dan mertuanya untuk selalu bahagia.Tiba-tiba Rizki menyanyikan sebuah lagu cinta milik Rizky Febian yang berjudul Kesempurnaan Cinta.Semua orang takjub mendengarkan suara Rizki yang merdu apalag
"Nggak usah Ki, kami bisa sendiri, kamu di sini saja temani orang tuamu saja, Bapak tahu banyak kerinduan yang kamu simpan untuk orang tuamu," sahut Pak Sugimin."Ya sudah kalau begitu, biar Mas Wisnu saja yang antar Bapak ke rumah dan Ayu, kasihan dia sudah lelah juga kelihatannya.""Nanti Iki izin dulu Pak mau antar Mamah Papah dulu ke rumah setelah itu baru ke rumah Iki," jelasnya tersenyum."Nggak usah Bang, Ayu ikut Abang saja, nanti Abang pulang sendirian di jalan," sahut Ayu menimpali."Duh so sweet bener, jadi iri lagi," ucap Linda manyun."Bentar lagi Sayang, lima bulan lagi!" sahut Wisnu sembari mengedipkan mata ke Linda."Ya udah ayuk kita pulang!" ucap Wisnu."Hati-hati Pak Sugimin, Bu Yati! sahut Pak Aldi."Iya Pak, mari kami duluan!""Assalamu'alaikum!"Wa'alaikumsalam!"Hati-hati ya Pak, Ibu nanti Ayu nyusul bareng Bang Rizki!""Iya Nduk, sekarang mereka juga keluargamu, tapi jangan pulang malam-malam nanti kesiangan bangunnya!" "Tenang Bu, sepuluh menit lagi kami akan
"Iya Ki!""Oh ya Nu, kamu sudah kabarin semua dewan direksi?" tanya Pak Aldi."Sudah Om, semua sudah dikabari, dan menurut info sebagian sudah ada yang datang.""Bagaimana dengan Pak Fauzi dan Rangga jangan-jangan dia sengaja lupa lagi kalau hari ini ada meeting?""Mudah-mudahan tidak lupa Om, kalau sengaja ya kita datangi saja rumahnya!""Sebaiknya dia tidak usah tinggal di rumah dinas lebih baik kamu ambil semua fasilitas yang di berikan kantor, biar dia tinggal sama orang tuanya saja," jelas Pak Aldi."Pah, sebenarnya Pak Fauzi ada membeli sebuah rumah elite di Bali atas nama Rangga seharga lima milyar, tapi Iki belum melihatnya sendiri, hanya kiriman video dari anak buah Iki di sana!" ucap Rizki sembari memutar rekaman kawasan rumah elite yang berharga fantastis itu."Dasar kamu Pak Fauzi, dia itu tangan kanan Papah, bisa-bisanya dia berlaku curang sama Papah!" ucap Pak Aldi geram."Satu lagi Pah, Pak Fauzi saat ini sedang merintis sebuah perusahaan baru bergerak di bidang jasa, d
"Kenapa Pak senyum-senyum begitu, nanti kesambet loh!" ucap Budhe Sri."Nggak apa-apa Bu, cuma aku lagi mikirin bagaimana kalau si Lia itu kita jodohkan sama si Rizki itu?" sahutnya dengan tersenyum licik."Bapak sudah nggak waras nih, ya mana mau lah si Rizki itu sama Lia, sedangkan Lia itu masih sah istrinya Rangga!" jelas Budhe Sri."Justru itu Bu, kita buat kalau si Rizki itu sudah pingin punya anak, kita bilang saja kalau si Ayu itu mandul toh selama ini sudah dua tahun mereka menikah belum ada tuh tanda-tandanya hamil," jelas Pakdhe Sukirman bersemangat."Iya sih Pak-e tapi bagaimana caranya supaya Rizki itu suka sama Lia?" tanya Budhe Sri bingung."Kita bisa cari cara bagaimana kalau kita dekati Pak Aldi atau Bu Salwa mereka itu kan terlalu baik dan bodoh, bahkan dermawan nya tingkat dewa, siapa tahu kita mengeluh mereka mau menerima kita atau ...""Atau apa toh Pak-e jangan sepotong-sepotong jadi bingung Ibu nanti," sewot Budhe Sri dengan mulut sedikit manyun."Begini loh Bu,