"Nggak usah Ki, kami bisa sendiri, kamu di sini saja temani orang tuamu saja, Bapak tahu banyak kerinduan yang kamu simpan untuk orang tuamu," sahut Pak Sugimin."Ya sudah kalau begitu, biar Mas Wisnu saja yang antar Bapak ke rumah dan Ayu, kasihan dia sudah lelah juga kelihatannya.""Nanti Iki izin dulu Pak mau antar Mamah Papah dulu ke rumah setelah itu baru ke rumah Iki," jelasnya tersenyum."Nggak usah Bang, Ayu ikut Abang saja, nanti Abang pulang sendirian di jalan," sahut Ayu menimpali."Duh so sweet bener, jadi iri lagi," ucap Linda manyun."Bentar lagi Sayang, lima bulan lagi!" sahut Wisnu sembari mengedipkan mata ke Linda."Ya udah ayuk kita pulang!" ucap Wisnu."Hati-hati Pak Sugimin, Bu Yati! sahut Pak Aldi."Iya Pak, mari kami duluan!""Assalamu'alaikum!"Wa'alaikumsalam!"Hati-hati ya Pak, Ibu nanti Ayu nyusul bareng Bang Rizki!""Iya Nduk, sekarang mereka juga keluargamu, tapi jangan pulang malam-malam nanti kesiangan bangunnya!" "Tenang Bu, sepuluh menit lagi kami akan
"Iya Ki!""Oh ya Nu, kamu sudah kabarin semua dewan direksi?" tanya Pak Aldi."Sudah Om, semua sudah dikabari, dan menurut info sebagian sudah ada yang datang.""Bagaimana dengan Pak Fauzi dan Rangga jangan-jangan dia sengaja lupa lagi kalau hari ini ada meeting?""Mudah-mudahan tidak lupa Om, kalau sengaja ya kita datangi saja rumahnya!""Sebaiknya dia tidak usah tinggal di rumah dinas lebih baik kamu ambil semua fasilitas yang di berikan kantor, biar dia tinggal sama orang tuanya saja," jelas Pak Aldi."Pah, sebenarnya Pak Fauzi ada membeli sebuah rumah elite di Bali atas nama Rangga seharga lima milyar, tapi Iki belum melihatnya sendiri, hanya kiriman video dari anak buah Iki di sana!" ucap Rizki sembari memutar rekaman kawasan rumah elite yang berharga fantastis itu."Dasar kamu Pak Fauzi, dia itu tangan kanan Papah, bisa-bisanya dia berlaku curang sama Papah!" ucap Pak Aldi geram."Satu lagi Pah, Pak Fauzi saat ini sedang merintis sebuah perusahaan baru bergerak di bidang jasa, d
"Kenapa Pak senyum-senyum begitu, nanti kesambet loh!" ucap Budhe Sri."Nggak apa-apa Bu, cuma aku lagi mikirin bagaimana kalau si Lia itu kita jodohkan sama si Rizki itu?" sahutnya dengan tersenyum licik."Bapak sudah nggak waras nih, ya mana mau lah si Rizki itu sama Lia, sedangkan Lia itu masih sah istrinya Rangga!" jelas Budhe Sri."Justru itu Bu, kita buat kalau si Rizki itu sudah pingin punya anak, kita bilang saja kalau si Ayu itu mandul toh selama ini sudah dua tahun mereka menikah belum ada tuh tanda-tandanya hamil," jelas Pakdhe Sukirman bersemangat."Iya sih Pak-e tapi bagaimana caranya supaya Rizki itu suka sama Lia?" tanya Budhe Sri bingung."Kita bisa cari cara bagaimana kalau kita dekati Pak Aldi atau Bu Salwa mereka itu kan terlalu baik dan bodoh, bahkan dermawan nya tingkat dewa, siapa tahu kita mengeluh mereka mau menerima kita atau ...""Atau apa toh Pak-e jangan sepotong-sepotong jadi bingung Ibu nanti," sewot Budhe Sri dengan mulut sedikit manyun."Begini loh Bu,
“Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.”Kepada para dewan direksi yang saya hormati, seperti yang kalian tahu bahwa hari ini dengan terpaksa saya mengadakan rapat darurat, sebelum terlambat.""Mungkin kalian bertanya-tanya untuk apa rapat ini diadakan, sedangkan saya juga masih dalam tahap pemulihan."Saya sangat senang sekali masih bisa bertatap muka dengan kalian di rapat ini.""Sebenarnya sudah lama saya ingin mengundurkan diri dari jabatan saya, tetapi karena anak saya waktu itu sedang mengembara, jadi saya urungkan.""Saya juga ingin mengangkat seseorang untuk menggantikan posisi saya, karena saya terus terang tidak bisa lagi seperti dulu, apalagi saya sendiri sudah tua dan baru beberapa hari yang lalu mengalami kecelakaan.""Untuk itu saya memutuskan untuk mengangkat ..."Sebelum Pak Aldi melanjutkan pidatonya ternyata Rangga sudah mulai seperti cacing kepanasan.Raut wajahnya merekah bak bunga yang mulai mekar, dia tidak sadar dengan kelakuannya, tetap sombong dan ang
"Tolong sekarang jelaskan Pak Fauzi!"Pak Fauzi dan Rangga saling berpandangan, di antara mereka tidak mau menjelaskan hanya diam dan diam."Ayo Pak, bukannya Anda sangat disiplin untuk semua hal, atau terpaksa saya harus bertindak tegas kepada kalian berdua,” ucap Rizki dengan nada sedikit meninggi."Ayo Pak Fauzi jangan membuat kami menunggu lama, masih banyak yang masih akan dibahas," sahut Pak Ilham geram.Semua menatap aneh kepada Pak Fauzi dan Rangga, karena mereka hanya diam tetapi matanya seakan-akan tidak terima kalau dipojokkan seperti itu.Lima menit kemudian setelah mereka diam akhirnya Pak Fauzi mengakuinya kalau perusahaan yang di bangunnya itu memang atas nama istrinya dan memang betul memakai uang perusahaan.Pak Fauzi berkilah agar tidak banyak membayar pajak jika memakai nama Pak Aldi.Namun keuntungan yang dia dapat tetap di masukkan ke rekening Pak Fauzi, beliau pun mengatakan kalau lupa mengganti uang perusahaan itu.Beliau bermaksud hanya meminjam sementara, teta
Seketika para dewan direksi diam, karena Bu Maya sudah berdiri tepat di hadapannya.Pak Fauzi memberi kode kepada Rangga namun dia tidak mengerti apa yang dimaksud papahnya itu.Rangga pun masih bercerita kalau Maya itu sangat protektif, awalnya Rangga sangat mencintai Maya tetapi setelah tahu kalau Maya adalah salah satu investor di perusahaan Rizki lambat laun cintanya pudar dan ingin menguasai semua aset Maya, bahkan dengan gamblangnya Rangga pun memberi tahukan kepada dewan direksi kalau sebentar lagi Maya akan mengatasnamakan Rangga semua aset yang dimilikinya."Dasar anak bodoh, buat apa dia menceritakan semuanya," sahut Pak Fauzi yang malu dengan tingkah laku Rangga yang terlalu polos."Rangga, sudah cukup kamu ceritanya, coba kamu lihat ke belakang!" sentak Pak Fauzi marah.Raut wajah Rangga langsung gugup karena setelah dia menengok ke belakang ternyata Maya yang terlihat emosi."Kurang ajar kamu Rangga, ternyata selama ini kamu menipu aku, keterlaluan kamu!" bentaknya di de
"Itu belum semua Pah soalnya Iki akan melakukan perubahan terutama di bagian posisi dewan direksi," ucapnya lagi.Di dalam ruangan rapat ...Kamu anak yang bodoh Rangga, buat apa kamu membongkar kebusukan kamu sendiri, kamu memang seperti anak kandung Papah saja, masa beginian harus dikasih tahu sih?""Sia- sia aku membangun perusahaan kalau akhirnya terbongkar semua, dari mana Papahmu ini mengembalikan uang sedangkan hasil dari semua yang kita pakai sudah Papah investasikan membeli sebuah apartemen.""Sial, ternyata aku tidak bisa menganggapnya enteng, terlalu berbahaya mengambil risiko sekarang, untung untuk masalah yang satu ini aku tidak melibatkan anak payah ini, walaupun kamu pintar Rizki, tetapi kamu tidak tahu siapa yang menjadi musuhmu sebenarnya, bahkan tidak ada menyangka kalau dia dalang dari semua itu, terkadang orang dalam lah yang lebih berbahaya dari orang luar," gerutunya."Apa maksud Papah?" tanya Rangga yang sudah mulai sadar."Kamu akan tahu sendiri, jika Papah me
"Ke balik Pakdhe, si Rangga itu sudah nggak ada apa-apanya lagi, sudah miskin bohong lagi, apaan tuh?" jawab Doni mengejek."Min, kasih tahu anakmu ini nggak sopan sama orang tua, begini cara kamu mendidik anak, nggak ada tata krama nya sama sekali!" ucap Pakdhe Sukirman masih emosi."Ada apa lagi sih Mas, nggak di kampung, di kota ribut melulu, ada apa toh?" tanya Pak Sugimin santai."Itu loh Pak, si Pakdhe minta jatah juga, gara-gara diajak in eh malah kepingin dikasih uang juga sama Ridho, makanya tadi Doni bilang kenapa nggak minta uang sama Rangga menantunya saja, katanya kan orang kaya," sindir Doni sembari tertawa."Ya wajar dong aku minta, kalian saja di kasih masa aku nggak, aku ini yang paling tua, hargai dan hormati orang yang lebih tua!" jawabnya yang tak kalah hebohnya.Tanpa banyak ngomong Ridho langsung mengeluarkan sebuah amplop coklat dari dalam tasnya.Begitu melihat Ridho mengeluarkan amplop tiba-tiba Pakdhe Sukirman langsung menyambar amplop itu tanpa permisi.Acar