Hi guys, so sorry tidak update beberapa hari ini karena akun google saya bermasalah :) Happy Reading
“Sayang, hari ini aku akan pulang sedikit larut karena ada beberapa hal yang aku selesaikan dengan klien dan kalau terlalu larut, mungkin aku aka menginap di kantor. Kamu tidak apa-apa, kan, kalau aku tinggal?” tanya Gamma selepas menyelesaikan kegiatan sarapan paginya. Kini Lelaki itu sedang mengelap bibirnya dengan selembar tissue yang sudah ia lipat sebelumnya. Serra sendiri tidak menduga bahwa Gamma akan berkata demikian, wanita itu berharap bahwa Gamma akan pulang lebih awal untuk menemaninya di rumah karena akhir-akhir ini ia merasa sangat rindu dengan suaminya itu sekalipun ia bertemu setiap hari. Seketika itu juga wajah Wanita berbadan dua itu menjadi kusut. Gerakan tangan mengaduk nasi pun menjadi lebih pelan. Ada perasaan tidak rela yang sedang memenuhi dadanya saat ini. “Menginap? Bukankah selama ini, selarut apapun kau bekerja, kau pasti akan pulang?” Pertanyaan yang terlontar dari bibir Serra hampir tanpa nada membuat Romana dan William saling bertukar pandang. Sementar
Bagai daun-daun yang dipaksa lepas dari rantingnya, begitulah hati Serra saat ini. Dunia seakan hancur dan langit seakan runtuh.Tubuh ramping dengan perut yang sudah membuncit itu melemas. Semua sisa energi dalam diri tenggelam dalam emosi. Kepercayaan yang selama ini ia bangun kini luluh lantah. Meskipun ia tidak mengerti sepenuhnya apa yang terjadi dengan Gamma di masa lalu, tetap saja hatinya merasa sesak.Kedua tangannya spontan menutup bibir. Lidahnya kelu, tidak ada satu kata pun yang mampu Serra ucapkan. Pun Kedua kakinya tak sanggup melangkah, masih terpaku di depan barisan pigura yang memeluk dinding.Ada orang lain yang pernah menyandang gelar nyonya Pranadipta selain dirinya dan ternyata perempuan itu adalah sosok dalam pigura kecil yang sempat Serra tanyakan kepada sang mertua di awal pernikahan mereka. Namun, entah bagaimana cara Gamma berkompromi dengan semesta. Ia bahkan tak pernah mendapatkan jawaban dan penjelasan apapun, hingga saat ini ia melihat dengan mata kepal