Share

Bab 22

Bab 22

20082022

Terlambat! Amina tidak bisa menarik kalimatnya. Dalam hati ia merasa bersalah telah melontarkan kalimat bodoh. Karena ia bermaksud ingin tahu apa yang ada di dalam benak Jazuli.

Jazuli seketika menghentikan permainannya. Ia menarik resleting celana lalu duduk di tepi kasur. Kemudian menyulut rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Matanya terlihat menerawang.

Untuk pertama kalinya Amina mengamati gurat-gurat ketegangan yang timbul di permukaan kulit wajah Jazuli.

“Aku tak tega membunuh Sri. Dia selama ini menjadi istri dan ibu yang baik.” Jazuli mengusap peluh yang bergerombol di keningnya.

Amina mencemooh. “Kalau begitu, temani istrimu. Jangan malah enak-enak di sini.”

Jazuli memelototi. “Tumben kamu berani bicara kepadaku seperti itu!”

Amina membalas tatapan Jazuli dengan berani. “Aku sudah frustrasi tinggal di sini Om! Tolong lepaskan aku dan Ayang, kirim kami ke tempat jauh. Aku akan tutup mulut.”

Perempuan itu tak dapat melanjutkan kata-katanya. Kalimat yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status