Share

Bab 91

Bab 91

Sebelum pentungan kayu itu menghantam kepala Amina. Kaki Bik Susi naik ke atas dan sekuat tenaga menendang tangan Bapak hingga pentungan itu terpental membentur pintu kaca almari.

Brak!! Akibatnya lemari kaca itu pecah berkeping-keping. Tangan Bapak kesakitan. “Kurang ajar kamu! Berani – beraninya melawanku!” cerca Bapak marah.

Amina melongo. Ia belum sadar dengan apa yang terjadi.

"Bapak yang kelewatan. Ibu Amina itu anak Bapak. Kenapa Bapak malah mau mencelakai dia!” Bik Susi berani menatap mata Bapak. “Kita sebaiknya cepat pergi dari sini Bu!' Bik Susi menarik tangan Amina.

Bapak sangat marah! Emosi lelaki itu memuncak. Matanya jalang melihat Amina dan Bik Susi keluar dari rumahnya.

"Dasar anak setan, sikapmu mirip sama ibumu!" Bapak mengejar mereka sampai di depan pintu.

Asih keluar kamar. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut. "Sudahlah Mas, biarkan saja mereka pergi. Kita bersenang - senang saja yuk di dalam." Kepalanya ia sandarkan pada dada Bapak.

"Sayang, Amina belum me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status