Share

Bab 93

Bab 93

Wahyu celingak-celinguk mencari sumber suara perempuan yang didengarnya tadi. Dia tidak melihat seorang pun di sana, selain deretan pohon – pohon kamboja yang tumbuh subur menaungi batu - batu nisan dibawahnya.

"Masak pagi begini ada setan, gak mungkinlah," hibur Wahyu menenangkan diri. Semilir angin berhembus membawa keharuman bunga kamboja. Wanginya menusuk hidung Wahyu.

"Sialan! Kenapa aku yang ketakutan sendiri," desah Wahyu kesal. Ia pun berdiri dan setengah berlari menuju ke mobil di mana Bapak dan Wirda menunggu.

"Tolong Bapak yang menyetir, konsentrasiku pecah." Wahyu menghampiri Bapak.

"Kenapa wajahmu pucat pasi begitu?" tanya Wirda pada Wahyu. "Apa kamu lihat hantu kuburan."

"Bukan hanya hantu, ini mbahnya hantu!" tukas Wahyu belum bisa menutupi kegugupannya. Ia menceritakan kejadian yang dialaminya barusan.

Wirda merinding. "Bapak, cepat hidupkan mobilnya, kenapa masih bengong begitu!" bentaknya tak sadar.

Jazuli yang pikirannya masih larut memikirkan Amina mengikuti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status