Share

Bab 101

Bab 101

Amina tertegun melihat mobil Ibu Hesti semakin menjauh dari dirinya.

“Bu, kita di sini mau ngapain?” kata Bik Susi. Dia berdiri di samping koper bersama Ayang yang terkantuk – kantuk.

“Saya tidak tahu Bik. Kita tunggu saja Bapak Ridho di sini.” Suara Amina terdengar cemas. Dilihatnya langit yang gelap gulita. Sebentar lagi hujan.

Baru saja dia selesai, rinai datang mengguyur. “Hujan Bik, kita menepi dulu di teras rumah itu,” ajak Amina. Dia membuka pintu gerbang yang tidak terkunci dan membantu membawa kopornya masuk ke teras.

Bik Susi menyusul Amina bersama Ayang. Mereka berdiri melihat hujan yang semakin lama semakin deras.

“Siapa Ridho itu, Bu?” Bik Susi memecah kesunyian.

“Saya juga tidak tahu Bik.”

“Apakah dia lelaki baik, jangan – jangan dia orang jahat.” Bik Susi tiba – tiba cemas, majikannya akan dijual ke lelaki jahat.

“Jangan berpikir aneh- aneh dulu, Bik. Kita tunggu saja dulu dia. Jika satu jam tidak datang, saya akan menghubungi Bu Hesti.” Amina tidak mau terpenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status