Share

Bab 103

Bab 103

Eril berdiri di depan pintu kamar Amina. "Amina, Amina, buka pintunya sayang," teriaknya berulang kali.

Tidak ada jawaban dari dalam. Kemana Amina? Telponnya juga tidak aktif.

Sesuatu pasti telah terjadi dengan Amina dan Ayang. Tidak mungkin mereka tidak menjawab panggilannya.

Eril mulai frustrasi. Dia terduduk lesu di depan pintu.seraya memeluk kedua lututnya.

"Ngapain kamu di situ, Ril? Amina sudah pergi. Dia tidak membutuhkan kamu sekarang."

Iswati yang melihat Eril seperti orang putus asa kesal. Perempuan itu mengomel sepanjang waktu.

"Pergilah Ma, biarkan aku sendiri di sini." Eril mengusir mamanya.

"Mama tidak akan pergi, selama sikapmu begitu."

"Kalau begitu, Eril yang pergi. Mama telah membuat hidup Eril hancur! Mama sok tahu mau mengatur hidup Eril."

Lelaki itu bangkit dengan lunglai dan mengemasi pakaiannya.

Iswati tercenung. "Jangan pergi Ril. Semua yang Mama lakukan demi kebaikan kamu." Ia berusaha mencegah.

"Kebaikan apa Ma? Apa yang Mama tahu dari Eri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status