Share

Bab 107

Bab 107

Kecemasan Bik Susi sampai di ubun – ubun. Dia berusaha menelpon Amina. Tapi telponnya tidak aktif. Ah dia lupa, Amina saat ini sedang syuting, dan acaranya selesai jam 12 malam nanti. Tak mungkin dia bisa menghubunginya.

Di tengah rasa bingungnya, Bik Susi menelpon Eril. Sama saja, telponnya sama – sama tidak aktif. “Duh Gusti, aku harus telepon siapa ini?” Ia berpikir keras. “Apakah aku harus ke RTV?” Tempatnya jauh sekali. Jaraknya kira – kira 2 jam dari tempatnya sekarang. Perempuan itu garuk – garuk kepalanya sendiri.

“Sudahlah, aku kesana saja, daripada aku stress sendirian? Tapi bagaimana jika Ayang pulang ke rumah? Dia tidak bisa masuk.” Bik Susi semakin bingung memutuskan. Ia berjalan mondar – mandir di taman.

***

Sore itu mendung tebal menggantung di langit. Kepala Ayang mendongak ke atas. “Ya Allah, jangan hujan. Ayang belum sampai di rumah.” Ia memijit kakinya yang letih. Ia tadi nekad pulang ke apartemen lamanya, dan ia sekarang kebingungan mencari jalan untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status