Share

Bab 116

Bab 116

Mendengar jawaban Eril. Kaki Amina seperti terpancang di atas ubin. Untuk beberapa saat dia tertegun. Otaknya mulai menyambungkan drama demi drama yang ia yakini sebagai potongan puzzle. Kini, ia mengerti alasan dibalik kebencian mamanya Eril kepadanya.

“Owh, jadi itu alasannya,” gumam Amina pelan. Ia dan Eril memang tidak sederajat. Mulai dari pendidikan, hingga status. Dengan langkah berat, wanita itu melangkahkan kakinya.

“Pulanglah kamu Ril, aku dan Ayang tidak apa – apa. Jangan paksakan kamu bersama kami. Bagaimana pun kuatnya kamu berusaha. Kita tidak akan pernah sepadan.” Mata Amina sendu ketika mengatakannya. Ia lalu berjalan cepat menuju kasir.

Eril berdiri seperti patung. “Sial! Kejujuranku telah menyakiti hatinya!” Ia merasa bersalah. Lelaki itu menunggu Amina di dekat pintu kasir.

Setelah Amina selesai membayar. Eril mendekatinya. Tetapi Amina setengah berlari.

“Amina! Amina!” Eril mengejarnya, dan membawa wanita itu ke tempat yang agak sepi. “Sorry Amina, bu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status