Share

Bab 120

Bab 120

Amina menggeliat, tidurnya nyenyak sekali. Ia bangun dengan tubuh segar. Diusapnya matanya pelan. Dia teringat dengan janji Eril. “Eril kok belum datang ya, tumben dia terlambat. Apa ada sesuatu di jalan?” gumamnya pelan. Tak mau berpikir ruwet, Ia lalu bersiap – siap pergi syuting. Butuh waktu 30 menit untuknya bersiap – siap.

Setelah itu, Amina turun menemui Ayang dan Fahri yang bermain di dekat kolam ikan ditemani Bik Susi yang menyetrika baju.

“Ibu, tadi Papa datang tapi cuma sebentar. Katanya ada kepentingan mendadak.” Ayang bilang ke Amina.

Amina kaget. “Oh ya? Ibu kok tidak tahu, Nak?” Amina mencium kening anaknya dan mengusap kepala Fahri.

“Sewaktu Ayang mengantarkan Papa ke kamar Ibu, Ibu sedang tidur,” jawab Ayang.

“Wajah Om Fahri kelihatan sedih, dia buru- buru pulang tanpa mencium Ayang,” timpal Fahri.

Kedua alis Amina saling bertautan. Ia tak menduga Fahri bisa sedetail itu menggambarkan kondisi dan kebiasaan Eril.

“Apa betul begitu, Bik?” tanya Amina.

“I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status