Share

Bab 122

Bab 122

Lelaki itu cepat – cepat mengganti sarungnya dengan celana jeans. Dia membasuh mukanya sebentar dan mengambil kunci mobil Eril yang tergeletak di atas meja.

“Kampret lo Ril! Lo main pergi dan perintah saja. Bisa – bisanya lo kagak bilang ke gue mau ke mana,” gerutu Reynard sepanjang jalan. Dia sudah telat menemui Amina.

Sementara itu di sudut Café Lembayung, Amina tampak gelisah. Tadi pagi, ia membaca pesan Eril dan langsung bergegas ke Cafe.

Hampir dua jam dia menunggu Eril, tapi dia tidak datang. “Kemana kamu, Ril.” Hatinya tertekan. Ada rasa sesak yang menjalar di hatinya. Berulang kali ia menelpon Eril, sayangnya, ponsel pemuda itu tidak aktif.

Setelah mendapatkan informasi Eril berhenti dari RTV, Amina menjadi bimbang untuk memutuskan Eril sebagai managernya. Bagaimanapun, lelaki itu telah berjasa pada kepadanya. Selain itu ia juga memikirkan perasaan Ayang.

Seorang waitress mendatangi Amina. “Apa Mba mau memesan minuman lagi?” tanyanya ramah setelah melihat gelas minuman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status