"Kinan kebetulan kamu berkunjung kesini. Sebenarnya ada yang mau ibu sampaikan kepada kamu, Nak," tatap Bu Hasna sendu.
"Ada apa Bu, bicara saja sama Kinan," sahutku."Sebenarnya ketika kamu dibawa ke panti ini, kamu memakai sebuah kalung. Ibu melepas kalung dengan liontin yang ada bandul foto seorang wanita dan seorang laki-laki yang kemungkinan itu orang tuamu. Waktu itu ibu melepas dan menyimpannya karena ibu takut menimbulkan kejahatan jika tetap kamu pakai. Ibu baru ingat lagi tentang kalung itu kemarin ketika ada seseorang yang datang mencari kamu," ucap Bu Hasna.***FLASHBACK ONTok..tok..tok...Terdengar suara ketukan di pintu panti oleh seseorang. Suasana cukup sepi karena memang waktunya jam istirahat tidur siang bagi anak-anak panti.Bu Hasna pun gegas membuka pintu panti. Ketika pintu terbuka terlihat seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahunan berdiri di ambang pintu. Bu Hasna pun menyipitkan mata yang silau terkena sinar matahari. Laki-laki denga gurat wajah tegas tersebut segera memperkenalkan diri."Selamat siang, Bu. Apa saya bisa bertemu dengan kepala panti asuhan Kasih Bunda ini?" tanya laki-laki tersebut."Iya selamat siang, Pak. Kebetulan saya sendiri kepala panti asuhan ini. Saya Hasna Nuril, panggil saja saya Bu Hasna. Kalau boleh tau ada keperluan apa ya Bapak datang kemari?" jawab Bu Hasna sembari memperkenalkan diri."Emm.. Begini Bu Hasna, saya Ferdinan Hasan, panggil saja Ferdi. Kebetulan saya kemari ingin menanyakan seorang anak yang mungkin sekitar 15 tahun silam yang dititipkan disini. Dia bernama Kinanti Ayudya. Apakah saya bisa bertemu dengan dia, Bu?" jelas Ferdi kepada Bu Hasna."Maaf kalau boleh tahu ada keperluan apa ya, Pak? Soalnya begini kebetulan wanita yang bapak sebutkan namanya barusan sudah tidak tinggal di panti lagi. Dia sudah menikah sekitar 4 tahun yang lalu dan sekarang tinggal dengan suaminya," cerita Bu Hasna pada Ferdi.Ferdi hanya terdiam dengan penjelasan dari Bu Hasna. Dia sedang berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang."Bu Hasna apakah boleh saya meminta alamat Kinan yang sekarang?" tanya Ferdi dengan hati-hati."Untuk apa ya Pak?" tanya Bu Hasna sembari mengernyitkan kening menatap Ferdi dengan curiga. Agak aneh memang karena selama belasan tahun Kinan tinggal di panti asuhan belum pernah ada satu orang pun yang datang untuk mencari Kinan. Jadi ketika sekarang ada yang datang untuk mencari Kinan jelas dia merasa curiga."Begini Bu Hasna, sebelumnya saya minta maaf mungkin kedatangan saya terlalu tiba-tiba. Dan pastinya Bu Hasna kaget dengan kedatangam saya ini, sebenarnya saya utusan dari nenek kandung Nona Kinanti yang ditugaskan untuk menjemputnya kembali ke keluarganya. Moho maaf sekali Bu Hasna untuk keterangan lebih rincinya belum bisa saya jelaskan secara detail, karena berbahaya bagi keselamatan Nona Kinanti," jelas Ferdi dengan panjang lebar. Bu Hasna terkejut mendengar penuturan Ferdi, karena selama ini dia hanya tau kalau Kinanti sebatang kara sejak ditinggal kedua orang tuanya, apalagi dari pihak kepolisian yang menitipkan waktu itu juga menjelaskan kalau Kinanti memang tidak ada keluarga lagi yang merawatnya. Jadi dia tidak tahu pasti apakah harus mempercayai perkataan pria yang duduk di depannya ini atau tidak.FLASHBACK OFF***Bu Hasna menceritaakan kejadian kemarin kepada Kinan. Sedangkan Kinan dan Mahira mendengarkan cerita Bu Hasna dengan serius. Begitu Bu Hasna selesai dengan ceritanya, dia kembali bertanya apakah dia tidak mengingat keluarganya apakah ada yang masih hidup. Kinan pun menjelaskan setau dia selama ini hanya hidup dengan oang tuanya saja. Oun orang tuanya tidak pernah menceritakan tentang neneknya.Kalau Kinan bertanya tentang kakek neneknya, kedua orang tuanya selalu mengalihkan pembicaraan. Jadi Kinan pun tidak tahu apakah pria bernama Ferdi itu orang suruhan neneknya atau bukan."Kalau begitu kamu bawa saja kalung ini, Kinan. Siapa tau nanti kamu membutuhkannya. Lagipula kalung ini memang milik kamu jadi sudah sewajarnya ibu mengembalikan kembali kalung ini kepada kamu," terang Bu Hasna."Waah kalung kamu bagus sekali, Kinan. Terlihat sekali bahannya bagus pati mahal deh itu," sahut Mahira heboh.Kinan hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil melihat tingkah Mahira yang heboh sendiri. Tapi dalam hati dia juga bingung dengan apa yang terjadi. Otaknya berpikir keras mengira-ngira siapa Ferdi dan apakah benar jika dia masih punya seorang nenek. Lalu kenapa dia di oanti asuhan dan kenapa baru sekarang neneknya mencarinya. Tapi nihil, dia sama sekali tidak bisa menemukan jawaban atas semua pertanyaannya.*****POV AUTHORKinan sekarang sedang berada dalam perjalanan pulang, dia sudah memberitahu suaminya kalau dia sedang dalam perjalanan. Cerita yang disampaikan Bu Hasna mengenai lelaki tadi sebenarnya masih berkecamuk di kepalanya. Tapi dia berusaha tidak ambil pusing, nanti kebenaran akan terungkap, begitu pikir Kinan. Yang terpenting sekarang dia bisa secepatnya sampai di rumah."Duuhh.. Semoga saja tidak macet," pikir Kinan dalam hati. Dia gelisah karena dia pulang bertepatan dengan jam pulang karyawan kantor. Dia takut ibu mertuanya akan memarahinya jika dia datang terlambat. Dia merasa sangat penat sekarang jadi dia tidak ingin menambah penat otaknya.Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya Kinan pun sampai di depan rumahnya. Beruntung tadi meskipun jalanan cukup ramai tapi tidak sampai macet. Setelah membayar ongkos taksi online dia pun segera memasuki rumah suaminya. Ternyata ibu mertua dan adik iparnya sedang duduk di ruang tami. sepertinya mereka tengah menunggu kedatangan dirinya.
"Tuh Bu denger sendiri kan, Mas Jaka sekarang pelit sama Imel. Ada saja alasannya kalau Imel minta duit, pasti nih Mbak Kinan yang ngelarang Mas Jaka buat ngasih duit ke Imel nih," Imel mengadu pada ibu mertuaku. Waduh feelingku mulai tak enak, pasti sebentar lagi ibu mertuaku akan memarahiku. Dia sangat menyayangi anak bungsunya itu. Apapun yang Imel minta wajib hukumnya untuk dituruti. Kalaupun misal Mas Jaka belum gajian, ibu mertuaku pasti mencari cara lain yang penting keinginan Imel terpenuhi."Heh Kinan, kamu hasut apa ke anakku? Kamu harus tau ya, anak laki-lakiku ini masih bertanggung jawab untuk keluarganya sampai kapanpun. Kamu itu hanya orang luar jangan coba-coba ya menguasai harta anak saya," semprot ibu mertuaku.Tuh kan apa kubilang pasti aku yang akan kena marah ibu mertuaku. "Maaf Bu, tapi Kinan tidak pernah melarang Mas Jaka memberikan uang untuk keluarganya. Lagipula Kinan ini istrinya Mas Jaka buka orang lain Bu," jawabku."Alah Mbak, nggak usah ngeles deh. Aku t
Sementara itu di rumah milik Nenek Kinan .."Nyonya maaf ternyata Kinan sudah meninggalkan panti asuhan sejak 4 tahun yang lalu," jelas Ferdi pada Nyonya Arini, Nenek kandung Kinan.Nenek Arini termenung lama, dia seolah kembali di masa lalu. Dimana dua anak-anaknya masih saling hidup rukun. Segalanya begitu indah, dia dan suaminya hidup dengan bahagia bersama keluarga kecil mereka. Waktu itu mereka belum lah sekaya sekarang. Mereka hanya seorang penjual di toko kue kecil. Tapi meskipun hidup seadanya mereka sangat berbahagia dengan kesederhanaan mereka. Prinsip mereka waktu itu adalah keluarga adalah nomor satu. Sampai akhirnya sebuah peristiwa yang mulai memporak porandakan keluarga mereka.***FLASHBACK ONSuatu hari setibanya Kakek Damar, kakek kandung Kinan, pulang dari toko kuenya, dia bertemu seseorang wanita yang tergeletak di jalan tanpa ada yang berniat menolong. Orang tersebut tergeletak bersimbah darah, gegas Kakek Damar membawanya ke rumah sakit terdekat untuk diobati. S
POV JAKAPerkenalkan namaku Jaka Saputra, di usiaku yang masih 28 tahun, aku sudah menjadi seorang supervisor di sebuah perusahaan swasta di kotaku. Aku sudah menikah dan mempunyai istri cantik bernama Kinanti Ayudya, gadis yang tak sengaja ku jumpai di sebuah toko buku saat aku sedang membelikan buku untuk adikku.Aku mempunyai ibu dan adik yang aku sayangi. Mereka adalah keluargaku yang tersisa sejak ayahku meninggal dunia sejak ayahku meninggal. Sebelum meninggal ternyata ayahku sempat mengatakan rahasia yang membuatku tercengang.Seorang ayah yang kusegani dan kubanggakan ternyata pernah melakukan hal seperti itu. Akhirnya kuputuskan untuk diam tidak memberitahukan kepada siapapun. Juga dengan wasiat ayah yang mengatakan aku harus mencari keberadaan gadis itu tidak kuhiraukan lagi. Karena aku sudah menemukan tambatan hati yang sangat kucintai.Tapi di tengah kebahagiaan keluarga kecilku, kami belum dikaruniai seorang anak. Padahal usia pernikahan kami sudah 4 tahun. Itu pula yang
POV KINAN)"Assalamualaikum Mas Jaka, loh kok baca korannya terbalik?" salamku ketika melihat Mas Jaka yang ternyata masih duduk di teras seperti waktu kutinggal tadi. Tapi anehnya dia duduk terdiam seperti sedsng memikirkan sesuatu, dan ternyata koran yang dibaca suamiku pun dalam keadaan terbalik."Assalamualaikum Mas Jaka," ulangku sambil menepuk bahunya."Eh i..i..yya sayang, baru pulang ya?" jawab suamiku sambil terkejut. Dia terburu-buru melipat koran yang dibacanya.Aku mengerutkan kening sambil menatapnya curiga, kenapa dia terkejut seperti itu. Apa yang tengah dipikirkannya hingga membuat dia melamun. Ah tapi suamiku itu bukan tipikal orang yang suka menyembunyikan rahasia jadi nanti kalau dia siap dia pasti akan cerita kepadaku. Lebih baik aku diam saja tidak usah bertanya, takutnya nanti dia malah tersinggung kalau kitanya, batinku."Mas, Kinan masuk ke dalam dulu ya, sekalian mau masak. Takutnya kalau telat masaknya, ibu akan marah," ucapku akhirnya. Aku harus segera memas
Hari ini Kinan mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan tidak fokus. Dia terus memikirkan permintaan ibu mertuanya kepada suaminya. Untungnya hari ini tampaknya ibu mertuanya pun tidak berniat untuk mengganggunya. Dia hanya diam saja ketika bertemu dengan Kinan. Hari ini rupanya ibu mertuanya lebih banyak di dalam kamar.Akhirnya Kinan memutuskan untuk mengambil air wudhu dan melakukan shalat dhuha agar hatinya lebih tenang. Selesai shalat dhuha, dia melanjutkan dengan dzikir dan membaca shalawat nabi, agar hatinya lebih merasa tenang. Lalu dia pun berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar rumah tangganya selalu dilimpahi perlindungan.***Malam harinya ketika Kinan dan suaminya selesai makan malam, suaminya langsung mengajak untuk masuk ke kamar. Mas Jaka memintanya untuk mendengarkannya berbicara terlebih dahulu sampai selesai."Dek, Mas sekarang akan jujur sama kami mengenai permintaan Ibu. Tapi Mas harap setelah ini kamu membantu Mas untuk mencari bagaimana solusinya. Ja
POV IBU MERTUAAkhirnya aku berhasil mengatakan apa yang menjadi permintaanku, aku yakin Jaka dan Kinan sekarang sedang ribut. Perlahan rencanaku untuk memisahkan mereka akan terwujud. Dan setelah mereka resmi berpisah, Jaka akan segera aku nikahkan dengan Saskia, anaknya Jeng Naya yang kaya raya itu, batinku sembari membayangkan rencana selanjutnya.Sebenarnya waktu Jaka mengenalkan Kinan sebagai calon menantuku waktu itu, aku sudah tidak setuju. Karena latar belakang Kinan sebagai yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan membuatku tidak menyukainya. Hanya saja waktu itu Jaka terus memohon kepadaku untuk menerima Kinan, wanita yang dicintainya itu sebagai menantuku. Bahkan Jaka sampai masum rumah sakit akibat mogok makan selama 3 hari. Akhirnya aku pun luluh melihat Jaka yang terus memohon kepadaku. Dan mereka akhirnya menikah.Saat Jaka akhirnya memboyong Kinan untuk tinggal di rumah kami setelah menikah pun masih ada gelenyar rasa tak suka dalam hatiku. Seharusnya Jaka bisa menda
"Bu, sebenarnya apa salahku kepada Ibu? Kenapa Ibu meminta Mas Jaka untuk melakukan hal tersebut?" tanyaku kepada ibu mertuaku.Sejujurnya aku mulai jengah kepada sikapnya yang seenaknya sendiri. Aku selalu diam karena aku mengjormatinya sebagai ibu dari suamiku. Bagaimanapun juga dia sudah ku anggap sebagai orang tuaku. Pengganti ibuku yang sudah terlebih dahulu pergi meninggalkanku. Karena itu aku tidak pernah merasa sakit hati ketika dia memarahiku. Tapi aku sungguh tidak habis pikir ketika dia meminta Mas Jaka menikah lagi dengan alsan agar bisa memberikan beliau cucu.Prinsipku adalah aku tidak mau dimadu, karena aku tahu betapa sulitnya untuk bersikap adil. Mempunyai satu istri saja belum tentu seoramg suami bisa bersikap adil apalagi mempunyai istri lebih dari satu. Aku tidak pernah melarang seorag suami untuk melakukan poligami tetapi bukan suamiku."Karena kamu mandul tidak bisa memberikanku cucu. Jaka anak lelakiku satu-satunya, sudah kewajibannya untuk berbakti kepadaku. Ka