Share

Bab 6

POV AUTHOR

Kinan sekarang sedang berada dalam perjalanan pulang, dia sudah memberitahu suaminya kalau dia sedang dalam perjalanan. Cerita yang disampaikan Bu Hasna mengenai lelaki tadi sebenarnya masih berkecamuk di kepalanya. Tapi dia berusaha tidak ambil pusing, nanti kebenaran akan terungkap, begitu pikir Kinan. Yang terpenting sekarang dia bisa secepatnya sampai di rumah.

"Duuhh.. Semoga saja tidak macet," pikir Kinan dalam hati. Dia gelisah karena dia pulang bertepatan dengan jam pulang karyawan kantor. Dia takut ibu mertuanya akan memarahinya jika dia datang terlambat. Dia merasa sangat penat sekarang jadi dia tidak ingin menambah penat otaknya.

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya Kinan pun sampai di depan rumahnya. Beruntung tadi meskipun jalanan cukup ramai tapi tidak sampai macet. Setelah membayar ongkos taksi online dia pun segera memasuki rumah suaminya. Ternyata ibu mertua dan adik iparnya sedang duduk di ruang tami. sepertinya mereka tengah menunggu kedatangan dirinya.

"Wah sang putri sudah datang rupanya," sindir ibu mertua. 

"Enak banget ya jadi Mbak Kinan bisa pergi sesuka hati, nggak ngurusin rumah. Mbak tau nggak sih dari tadi aku uda kelaperan. Di rumah nggak ada makanan," Imel, adik iparnya Kinan ikut-ikutan menambahi omongan ibunya.

"Maaf Bu, Kinan baru datang. Tadi jalanan agak ramai jadi telat pulangnya," cicit Kinan dengan pelan seraya menundukkan kepalanya karena takut melihat wajah ibu mertuanya.

"Kalau udah tau sore itu ramai ngapain pakai nekat pergi. Kamu itu dari dulu bisanya bikin marah aja. Sudah sana kamu siapkan makan malam buat kita. Awas kamu ya bakalan aku laporin ke Jaka nanti," Bu Hindun, ibu mertua Kinan menjawab dengan ketus.

"Baik Bu," jawab Kinan langsung menuju kamarnya dan segera mandi. Setelah mandi badannya terasa segar, dia gegas memakai daster kesayangan yang dibelikan suaminya saat dia ulang tahun setahun yang lalu. Dia juga memakai bedak dan mengoleskan sedikit lipbalm berwarna natural ke bibirnya serta tak lupa dia juga menyemprotkan sedikit parfum ke badannya.

Kinan segera menuju dapur untuk memasak makan malam, menu makan malam hari ini adalah ayam bakar taliwang, plecing kangkung, sambal terasi dan lalapan. Dia sudah terbiasa di dapur sejak kecil jadi tangannya pun sudah lihai dalam meracik bumbu. 

***

Maghrib pun tiba dan masakan sudah siap di atas meja. Kini Kinan hanya tinggal menunggu suaminya tiba. Tadi suaminya sudah mengabari kalau dia sudah sampai di gerbang perumahan.

Tiin.. Tiin..

Suara klakson mobil terdengar di pendengaran Kinan, gegas dia keluar dan membuka pintu gerbang. Mobil suaminya pun perlahan memasuki halaman rumah. Kinan menunggu suaminya keluar dari mobil.

"Assalamualaikum sayang," sapa Mas Jaka ketika keluar dari mobil.

"Waalaikumsalam Mas, capek ya? Gimana di kantor tadi, lancar semuanya kan?" jawab Kinan bertanya pada suaminya. Begitulah Kinan dia selalu menanyai suaminya kondisi kantor suaminya ketika pulang kerja. Dia begitu perhatian dengan suaminya.

"Alhamdulillah lancar sayang. Oh iya kita makan malam apa hari ini?" tanya suaminya sambil masuk ke dalam rumah.

"Kinan masak ayam bakar taliwang, plecing kangkung, sambel terasi sama lalapan Mas. Ayo Mas mandi dulu, kita shalat maghrib berjamaan baru kita makan bareng ya?" jawab Kinan kalem. 

Jaka pun segera masuk kamar lalu mengambil handuk dan mandi. Sedangkan Kinan tentu saja segera berwudhu dan memakai mukena. Sembari menunggu suaminya Kinan membuka Al Quran lalu dia mengaji. Setelah suaminya selesai mandi, mereka segera shalat maghrib berjamaah.

Selesai shalat, Jaka dan Kinan segera menuju ruang makan untuk makan malam. Rupanya di ruang makan Bu Hindun dan Imel sudah menunggu mereka. 

"Sini ayo Jaka duduk, langsung makan. Ibu ambilkan nasi dan lauknya Nak," Bu Hindun dengan semangat menyiapkan makan untuk anak kesangannya itu.

"Kalau jadi istri itu harus cekatan, suaminya mau makan dilayani seperti ini. Namanya itu baru mengabdikan diri sama suami. Kamu dengar itu Kinan?" sindir Bu Hindun.

Kinan merasa tersindir, padahal dia juga yang melayani suaminya setiap hari. Sedangkan ibu mertuany baru malam ini mengambilkan makan untuk suaminya berkata seolah dia ini istri yang tidak mau melayani suaminya. Kinan nelangsa sendiri. Bukan sekali dua kali kejadian ibunya berusaha untuk memojokkannya seperti ini. Sepertinya memang ibu mertuanya itu punya dendam kesumat pada dirinya.

"Astaghfirullah sabar Kinan," batin Kinan dalam hatinya. Dia sedang lelah hari ini untuk sekedar menyahuti sindiran ibu mertuanya.

"Mas Jaka, Imel minta duit donk, besok aku mau jalan sama temen-temen," Imel berkata pada kakaknya.

"Loh bukannya Mas minggu kemarin baru kasih kami uang ya? Masak seminggu uda habis sih dek?" jawab Jaka kepada adiknya.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status