Setelah beberapa hari dirawat, Jaka akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Kinan tidak ada menengoknya sekalipun bahkan hanya untuk sekedar menghubunginya pun tidak ada sama sekali. Kinan sudah berubah tidak memperdulikannya lagi. Mentang-mentang dia sudah bertemu dengan neneknya, dia jadi tidak peduli lagi denganku, begitulah yang ada di pikiran Jaka."Kinan.. Kinan," seru Jaka setibanya di rumah. Dia mencari Kinan di penjuru rumah tapi tidak mendapati perempuan itu dimana-mana."Udah Jaka, paling Kinan masih keluyuran kayak biasanya. Kamu tau kan istri kamu itu hobi sekali keluyuran," jawab Ibunya sembari membawa barang-barang Jaka menuju kamar.Karena mama Saskia masih belum pulang dari luar negeri. Akhirnya Ibu Jaka memutuskan untuk membawa pulang Saskia juga ke rumahnya. Ibu Jaka tidak peduli bagaimana perasaan Kinan jika melihat Saskia ikut ke rumahnya nanti. Saskia menempati kamar tepat di sebelah kamar Jaka yang memang dipergunakan untuk kamar tamu.Jaka pun masuk ke kamarnya da
POV KINAN"Mas Jaka tega sekali sudah mengkhianati kepercayaanku selama ini, kurang apa aku selama ini bertahan di sisinya. Hanya karena aku belum bisa memberikannya keturunan, dia jadi mengikuti permintaan ibunya begitu saja. Maafkan aku Mas Jaka, aku paling tidak bisa menerima pengkhianatan," gumamku dengan sedih.Setelah shalat aku akhirnya memutuskan untuk menghubungi nenek untuk meminta saran tindakan yang sebaiknya aku ambil. Gegas ku ambil ponselku dan mencari nomor nenek."Hallo assalamualaikum Nek," sapaku ketika sudah diangkat nenek."Waalaikumsalam Kinan, ada apa? Tumben menghubungi nenek semalam ini?" tanya Nenek Arini yang penasaran di telpon sang cucu."Nenek, Mas Jaka selingkuh Nek, dia sudah mengkhianati Kinan," jawab Kinan sambil sesenggukan."Innalillahi, bagaimana ceritanya Nak?" ucap Nenek Arini terkejut mendengar berita yang disampaikan oleh cucunya itu. Dia merasa terkejut beritanya secepat ini sampai di telinga Kinan. Meskipun dia sudah menyuruh Kinan untuk wasp
Sudah beberapa hari ini Jaka uring-uringan setiap hari. Dia sudah berusaha mencari Kinan di seluruh sudut kotanya, tapi belum menemukan wanita itu. Dia sudah mendatangi panti asuhan tempat Kinan tinggal tapi ternyata Kinan tidak ada disana. Bahkan Bu Hasna pun menanyakan ada permasalahan apa yang menyebabkan Kinan sampai pergi dari rumah yang tentu saja tidak dijawab oleh Jaka karena dia takut akan disalahkan. Padahal memang dia adalah pihak yang salah disini.Jaka pun selalu berusaha mencari Kinan setelah pulang kerja tapi rupanya Kinan sengaja menghilang agar tidak dapat ditemukan."Mas, sudahlah. Kalau Kinan memang tidak mau ditemukan biarkan saja. Toh wanita itu sendiri yang memutuskan untuk pergi bukan? Jadi mending kita segera urus pernikahan kita," ucap Saskia sambil gelendotan manja di lengan Jaka.Jaka bukannya tidak ingin menikah dengan Saskia, apalagi mereka telah beberapa kali melakukan hubungan suami istri, dan Jaka sangat menyukai pelayanan yang diberikan oleh Saskia tap
Kinan melihat cafe yang sedang begitu ramai, para pegawai terlihat sibuk melayani pembeli yang tidak henti silih berganti berdatangan. Manajernya sedang dia suruh untuk mengecek barang-barang yang habis di dapur. Tidak berapa lama kemudian terdapat seorang tamu datang lagi, mereka lama celingukan tapi belum dilayani.Karena tidak ingin mengecewakan pelanggan yang sudah datang ke cafenya, maka Kinan memutuskan untuk turun tangan sendiri untuk melayani tamu yang baru datang. Dia gegas mengambil buku menu dan mendatangi tamu yang baru datang tersebut."Permisi Mbak, mau pesan apa?" ucap seseorang tiba-tiba yang suaranya terasa begitu familiar di telinga Ibu Jaka. Refleks Ibu Jaka menoleh dan matanya langsung menatap kaget kepada sosok wanita di depannya ini."Loh kamu...,"Kinan terkejut menatap ibu mertuanya sedang ke cafe bersama dengan Saskia. Dia menatap ibu mertuanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Belum lama dia pergi dari rumah tapi ibu mertuanya sudah dengan berani keluar
"Nenek dengar tadi ibu mertuamu membuat kerusuhan di cafe?" tanya sang nenek pada saat mereka berdua sedang makan malam. Kinan memang dipercayakan untuk belajar mengelola cafe tersebut oleh sang nenek, tentu saja masih tetap di bawah pengawasan sang nenek. Sedangkan untuk manajemen cafe yang lain mulai pelan-pelan diserahkan kepada Kinan setelah Kinan mengerti benar mengenai hal yang dikelolanya. Nenek Arini dibantu dengan tangan kanannya, Ferdi, berusaha keras membuat Kinan mengerti tentang manajemen cafe dalam waktu singkat.Beruntungnya Kinan memiliki otak yang encer sehingga dengan mudah mengerti apa yang dijelaskan oleh nenek Kinan. Bahkan Kinan juga sudah mengusulkan untuk melanjutkan pendidikannanya ke universitas guna lebih mencari ilmu agar kelak bisa memberikan kontribusi untuk usaha milik keluarganya tersebut.Tentu saja Nenek Arini sangat menyukai semangat belajar dari Kinan, dan menyetujui Kinan untuk melanjutkan pendidikan asalkan Kinan bisa membagi waktunya."Iya Nek,"
"Kinan, tumben kamu makan siang dengan ayam geprekgeprek dan ini ada rujak juga," ucap sang nenek membuka obrolan ketika mereka berada di ruang makan untuk menikmati makan siang."Huh hah.. Nggak tahu Nek, rasanya tadi Kinan pengen banget makan rujak mangga muda sambil makan ayam geprek ini," ucap Kinan sambip meneguk air putih dan segera menghabiskannya dengan cepat. Dia merasa lidahnya terbakar, Kinan memang tidak begitu tahan masakan pedas. Itu yang membuat sang nenek merasa aneh dengan perubahan cucunya tersebut."Emm, kamu sudah datang bulan belum Kinan?" ucap sang Nenek tiba-tiba sambil menatap serius ke arahnya.Pertanyaan tidak terduga dari sang nenek otomatis membuat Kinan menghentikan makannya sejenak. Dia sembari mengingat kapan terakhir kali dia datang bulan. Dan sontak saja Kinan tersentak, dia sudah tidak datang bulan 2 bulan ini. Jadwal haidnya memang tidak teratur, tapi tidak pernah dia telat datang bulan selama ini."Kinan tidak menstruasi 2 bulan ini Nek. Tapi memang
"Nek, apa Kinan harus memberitahu Mas Jaka kalau saat ini Kinan hamil?" tanya Kinan saat perjalanan kembali ke rumah setelah pemeriksaan tadi.Nenek Arini menatap wajah Kinan dengan sendu. Dia yakin bahwa cucunya ini masih mencintai suaminya meskipun saat ini sedang diberi luka oleh suaminya tersebut."Semua terserah kamu Kinan, hanya saja kalau kamu memberi tahu Jaka, apakah kamu yakin dia masih tetap memilihmu? Tapi kalau memang kamu masih mau kembali pada Jaka, silahkan beritahu suamimu tentang kehamilanmu," jawab Nenek Arjni yang menyerahkan semua keputusan kepada Kinan."Sesungguhnya Kinan masih belum bisa memaafkan pengkhianatan yang dilakukan Mas Jaka. Tapi Kinan juga tidak ingin anak ini nanti labir tanpa ayah disampingnya," jawab Kinan yang rupanya masih bimbang akan keputusannya.Nenek Arini menghela nafas panjang mendengar jawaban dari Kinan yang sudah bisa dia duga sebelumnya. Tapi dia tidak ingin terlalu ikut campur urusan dengan cucunya tersebut. Nenek Arini hanya ingin
Kinan berusaha menyembunyikan diri di tengah banyaknya orang yang sedang menamgantri obat juga. Dia tidak ingin terlihat oleh ketiga orang yang sudah antri di depan ruangan dokter. Meskipun Kinan merasa aneh kehadiran mereka bertiga di dokter kandungan. Apakah Saskia sedang hamil anak Mas Jaka? Batin Kinan bertanya.Tanpa sadar bulir air mata menetes dari matanya, Kinan merasa sangat sedih karena suami yang begitu dicintainya mengkhianatinya sedemikian rupa. Ternyata seseorang yang kita cintai terkadang juga merupakan oramg yang menyakiti kita.Setelah memastikan vitamin hamilnya sudah selesai dipersiapkan, Kinan segera beranjak menuju parkiran mobil. Kinan sudah mulai lancar dalam mengemudi mobil sehingga hari ini dia memutuskan untuk mengendarai mobilnya sendiri. Nenek Arini sedang ada meeting bulanan dengan para manajer cafe. Seharusnya dia yang memimpin rapat, tapi sejak semalam dia merasakan perutnya kram.Itu sebabnya pagi ini dia memutuskan untuk kontrol ke rumah sakit lebih a