Kinan merasa puas sekali sudah merusak acara pernikahan suaminya. Kinan yakin saat ini suaminya sedang ketakutan berada di kantor polisi. Biarkan saja, dengan begitu dia tidak akan bisa datang besok ke sidang cerai.Aku sudah bilang ke pengacara keluarga kalau akan datang ke kantor polisi besok saja setelah dari sidang cerai. Saat ini aku merasa lelah sekali, perutku agak sedikit kram mungkin karena efek kelelahan."Nek, perutku rasanya kram," ujarku pada Nenek Arini begitu tiba di rumah. Bu Hasna dan Mahira sudah pulang ke panti karena ada anak panti yang tiba-tiba sakit."Kamu kecapekan Nak, ayo Nenek antar ke kamar. Kamu harus istirahat. Nanti kalau masih kram baru kita ke dokter," perintah Nenek Arini sambil mengantar Kinan ke kamarnya."Kamu harus siapkan mentalmu untuk sidang besok, kamu juga harus memberikan kesaksian di kantor polisi kan?" tanya Nenek Arini yang dijawab anggukan kepala oleh Kinan."Tapi adek bayi nggak apa kan Nek? Aku salah Nek sudah membuat adek bayi kesakit
"Malang benar nasibmu Kinan, akankah kamu sanggup mendengar kenyataan ini?" gumam Nenek Arini mendesah pelan.Kepala Nenek Arini tersa berdenyut setelah mendengar berita yang mengejutkan ini. Sungguh tak menyangka bahwa semua saling berkesinambungan."Kamu pergilah, rahasiakan masalah ini dari Kinan. Dia sedang banyak pikiran karena Jaka, jadi aku tidak ingin menambah beban hidupnya lagi," perintah Nenek Arini."Baik Nyonya," jawab Ferdinan sambil mengangguk."Tolong kamu bilang Mbok Yem untuk membuatkan saya teh hangat. Kepala saya agak pusing," ujar Nenek Arini."Nyonya mau saya panggilkan dokter?" sahut Ferdinan merasa khawatir akan kesehatan Nenek Arini.Dia merasa kasihan kepada majikannya itu, seharusnya di usia sekarang dia hanya perlu menikmati hari tua dengan tenang. Tapi dia masih harus memikirkan berbagai macam hal."Tidak perlu, saya hanya perlu teh hangat," sahut Nenek Arini pelan."Baik Nyonya," sahut Ferdinan segera keluar dari ruang kerja dan meminta Mbok Yem untuk seg
POV JAKAAku kira setelah aku melangsungkan pernikahan dengan Saskia hidupku akan bahagia. Nyatanya malah kebalikannya, hidupku menjadi sial.padahal belum ada hitungan hari aku menikahi Saskia,disini nasibki sekarang mendekam di hotel prodeo atas dugaan pemalsuan identitas.Saskia kemarin hanya menjadi saksi jadi dia tidal ditahan, ini semua gegara aku yang menuruti kemauan ibu. Hidupku berantakan, seharuanya sekarang aku sedang mengecap malam indah bersama Saskia, bukan disiniMenurut polisi aku harus menunggu Kinan sebagai pelapor untuk memberikan keterangan.Kinan, Mas rindu kamu. Mas minta maaf sudah mengkhianati kamu, batinku dengan penuh penyesalan.Kalau ibu tidak memaksaku untuk menikahi Saskia tentu aku masih menikmati keluarga yang harmonis. "Pak Jaka ada yang datang berkunjung," ujar polisi yang tadi memeriksaku, kalau tidak salah namanya Pak Santoso."Siapa Pak?" tanyaku yang merasa malas untuk bertemu siapapun hari ini."Ibu dan adik anda," jawab Pak Santoso seraya menga
Keesokan harinya Kinan sudah siap untuk berangkat menuju sidang cerai pertamanya. Sesungguhnya kalau boleh jujur saat ini Kinan sangat gugup. Apalagi setelah itu dia akan ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.Dia hari ini hanya didampingi oleh Mahira, sejak Kinan diketahui hamil dia meminta sang Nenek untuk mengijinkan Mahira menjadi asistennya. Nenek Arini tentu saja langsung menyetujui ide dari Kinan tersebut. Maka dari itu Kinan selalu ditemani Mahira dalam berbagai kondisi termasuk saat ini."Kinan gimana udah siap kan?" tanya Mahira ketika mereka bertemu di depan ruang sidang."Insha Allah siap tidak siap harus kujalani kan?" jawab Kinan sambil tersenyum. Dia sudah pasrah dengan takdir rumah tangganya yang ternyata harus berakhir dengan jalan seperti ini.Pak Tudi sebagai pengacara yang akan mendampingi Kinan di dalam sidang kali ini pun sudah datang dan menunggunya di depan ruang sidang."Pagi Pak Rudi, hari ini saya pasrahkan semua kepada Bapak ya. Saya rasa tidak perlu
"Lalu apakah karena saya belum bisa memberikan Mas Jaka keturunan, lalu Ibu dengan mudahnya membuat Mas Jaka menghamili wanita lain yang bahkan belum resmi dinikahinya. Apa ibu sudah cukup bekal ke akhirat sehingga tidak mengingat dosa?" sindir Kinan."Ibu macam apa yang bisa bahkan membiarkan begitu saja anaknya untuk berbuat zina dengan yang bukan muhrimnya padahal anak lelakinya masih berstatus sah menjadi suami orang lain," lanjut Kinan yang semakin membuat Ibu Jaka malu sekaligus emosi mendengarnya.Semua yang ada di ruangan tersebut menahan nafas mendengar sindiran telak dari Kinan. Terutama Jaka yang merasa aibnya dikuliti habis-habisan oleh istrinya itu."Hei kamu jangan menuduh kami berzina ya, jangan sembaramgan kalau ngomong atau kamu akan saya tuntut," teriak Saskia.Kinan hanya tertawa mendengar Saskia meneriakinya."Hei Mbak pelakor, apa namanya kalau ketahuan hamil duluan sebelum menikah kalau bukan karena berzina?" sahut Kinan."Saya ada bukti kok yang menjelaskan den
Kinan sudah sampai di cafe setelah mencari rujak buah yang diinginkan. Mahira masih setia mengikuti dari belakang. Dia sudah berjanji untuk menjaga Kinan dan adek bayi yang sedang dikandung sepenuh hatinya."Hira, ini rujaknya yuk makan barengam," ucap Kinan sambil asik mencomot mangga muda kegemarannya selama hamil.Tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka, dan terlihat sang nenek muncul lalu duduk di kursi tamu yang memang terdapat di ruang kerja Kinan untuk menerima tamu."Gimana Kinan sidangnya lancar?" tanya sang nenek begitu duduk di kursi."Alhamdulillah lancar Nek, tadi Kinan juga sudah datang ke penjara dan membuat Mas Jaka menyetujui perjanjian bahwa tidak akan mempersulit sidang cerai kami," jelas Kinan panjang lebar."Syukurlah kalau begitu. Berarti sekarang Jaka sudah bebas? Apa tidak masalah kalau dia bebas begitu saja Kinan?" tanya Nenek Arini."Biar saja Nek, paling tidak dia sudah pernah merasakan rasanya bermalam di penjara," jelas Kinan."Lagipula Nek, meskipun Mas Ja
"Ibu ih malu-maluin sekali masak arisan saja nunggak, mending nggak usah ikut arisan kalau nggak bisa bayar Bu," celetuk Saskia pada ibu mertuanya yang tentu saja membuat kesal Bu Lina."Jaka gimana ini?" tanya Bu Lina pada anaknya."Apanya yang gimana Bu? Ya dibayar aja donk Bu, kan Jaka sudah kasih Ibu uang bulan ini," jawab Jaka yang semakin membuat Bu Lina kesal."Jaka kamu itu, uang Ibu kan sudah dipakai buat bayar yang teman ibu kemarin itu. Kamu mana kasih Ibu uang sih buat ngurus semua itu," geram Bu Lina mengeluarkan kekesalannya.Jaka terperangah mendengar jawab ibunya itu, dia memang lupa tidak memberikan ibunya uang untuk mengurus status palsunya itu. Sekarang ibunya malah merongrong uangnya untuk bayar arisan."Jaka lagi nggak ada tabungan Bu, kan habis buat beli seserahan kemarin pas nikahan," jawab Jaka dengan tertunduk."Saskia tolong Ibu, pinjamin dulu uangmu nanti aku ganti kalau sudah gajian," ucap Jaka akhirnya meminta tolong pada istrinya itu.Saskia mendecak seba
Dia baru mengetahui bahwa Saskia yang selalu terlihat paripurna itu ternyata masakannya parah. Berbeda sekali dengan Kinan yang meskipun tampil sederhana tapi dia tidak pernah meyajikan makanan yang gagal untuknya. Jaka jadi mulai menyesali keputusannya untuk berpisah dengan Kinan.Ternyata penyesalan memang selalu datang di akhir. Jaka perlahan mulai memikirkan kembali pernikahannya dengan Kinan yang sudah tidak dapat dia selamatkan lagi.Tapi kalau aku bisa membujuk Kinan untuk membatalkan perceraian mungkin pernikahanku bisa diselamatkan. Jadi nantinya aku akan punya dua istri, Kinan akan mengurus kebutuhanku dan Saskia akan mengurus bagian kebutuhan batinku, ah indahnya. Batin Jaka mengkhayal.Jaka lupa bahwa Kinan adalah orang yang kalau sudah memutuskan sesuatu tidak akan mudah untuk merubahnya kembali. Karena bagi Kinan memutuskan hal penting seperti perceraian pasti sudah melalui banyak pertimbangan yang diambil.Jaka segera masuk ke kamar dan mengambil ponselnya untuk menelep