Share

Bab 49

"Malang benar nasibmu Kinan, akankah kamu sanggup mendengar kenyataan ini?" gumam Nenek Arini mendesah pelan.

Kepala Nenek Arini tersa berdenyut setelah mendengar berita yang mengejutkan ini. Sungguh tak menyangka bahwa semua saling berkesinambungan.

"Kamu pergilah, rahasiakan masalah ini dari Kinan. Dia sedang banyak pikiran karena Jaka, jadi aku tidak ingin menambah beban hidupnya lagi," perintah Nenek Arini.

"Baik Nyonya," jawab Ferdinan sambil mengangguk.

"Tolong kamu bilang Mbok Yem untuk membuatkan saya teh hangat. Kepala saya agak pusing," ujar Nenek Arini.

"Nyonya mau saya panggilkan dokter?" sahut Ferdinan merasa khawatir akan kesehatan Nenek Arini.

Dia merasa kasihan kepada majikannya itu, seharusnya di usia sekarang dia hanya perlu menikmati hari tua dengan tenang. Tapi dia masih harus memikirkan berbagai macam hal.

"Tidak perlu, saya hanya perlu teh hangat," sahut Nenek Arini pelan.

"Baik Nyonya," sahut Ferdinan segera keluar dari ruang kerja dan meminta Mbok Yem untuk seg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status