POV IMELMbak Kinan, wanita yang biasanya terlihat kumal berbaju daster panjang berjilbab lebar, kini terlihat begitu memukau. Gamis yang dikenakannya begitu pas membungkus wajahnya. Kutaksir harga gamis itu cukup mahal.Dan yang lebih membuat aku terkejut Mbak Kinan, wanita yang selalu diam tidak pernah melawan kini terlihat begitu memukau. Argumen yang dilontarkan semua membuatku terhenyak. Siapa yang mengajari kakak iparku hingga bisa berbicara seberani dan setegas itu.Singkat cerita akhirnya kakakku tercinta harus dipenjara, dan lagi-lagi Mbak Saskia kakak iparku yang baru memasang dirinya sebagai tameng untuk melindungi kami sekeluarga.Dan kini yang aku tunggu akhirnya menjadi kenyataan, Mas Jaka resmi bercerai dengan Mas Jaka. Kulihat wajah Mas Jaka yang terlihat begitu sedih ketika akhirnya putusan itu diresmikan oleh hakim. Tapi aku berusaha mengacuhkan itu, karena aku sudah membayangkan hidupku akan menjadi lebih baik karena kakak iparku yang kaya raya.***Kehidupanku seja
Acara 7 bulanan Kinan berjalan dengan lancar dan sukses. Kinan terlihat begitu bahagia berkumpul dengan banyak orang yang menyayanginya. Para tamu pun ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Kinan."Kinan, kamu istirahat dulu sayang. Pasti kamu lelah sekali setelah seharian beraktifitas kan?" ujar Nenek Arini pada cucu kesayangannya tersebut."Iya Nek, Kinan masih asik ngeliatin bulan nih, bagus banget ya Nek?" tanya balik Kinan."Kamu persis sekali dengan kedua orang tua kamu, Kinan. Mereka dulu sangat suka duduk di balkon ini bercengkerama berdua lalu minum teh sambil menatap indahnya bulan," ujar sang nenek sambil menerawang.Kinan melihat neneknya yang merasa sedih merasa tidak enak."Maaf ya Nek, aku bikin nenek sedih ya? Nenek pasti kangen banget sama mama dan papa, sama aku juga Nek. Kadang aku membayangkan pasti bahagia sekali rasanya kalau mama sama papa masih ada disini nemenin kita," ucap Kinan sambil menunduk."Nggak Kinan, mereka selalu ada disini bersama kita, mun
Kinan sedang berkeliling mall sendirian karena Nenek Arini sedang ada keperluan. Hari ini dia berencana untuk membeli beberapa keperluan seperti baju bayi dan segala printilan kecil lainnya.Sepertinya bayi yang dikandung Kinan sangat mengerti jika ibunya sedang berjuang sendirian. Bayi tersebut tidak pernah rewel sama sekali, begitu baik dan manis."Awwww.. Hati-hati donk kalau jalan, saya lagi hamil nih. Kalau kandungan saya ada masalah kamu mau tanggung jawab, hah?" bentak seorang wanita dengan suara yang cukup keras.Kinan rupanya sedang melamun saat dia tidak sengaja menabrak seseorang yang berjalan di hadapannya."M-maaf saya kurang hati-hati saat berjalan," ujarnya seraya memungut belanjaannya yang terjatuh."Loh Kinan," sahut suara lelaki yang rupanya mengenal Kinan.Kinan segera menengok ke arah wanita yang ditabraknya apalagi wanita tersebut mengatakan kalau sedang hamil juga sama seperti dirinya. Namun alangkah terkejutnya dia melihat siapa yang sedang berada di depannya.
"Berita darimana itu? Nggak mungkin lah aku kayak gitu Mas," ujar Imel berusaha untuk mengelak dari pertanyaan Jaka."Nggak usah bohong, cepat kasih tahu Mas. Yang jujur daripada Mas marah nanti," ujar Jaka masih berusaha menekan amarahnya.Imel yang sedang ditatap begitu intens oleh sang kakak hanya bisa menundukkan kepalanya. Ibu Jaka sedang ikut acara liburan dengan geng arisannya di Bali. Karena itu beliau yang biasanya selalu membela Imel, apalagi jika Jaka bertindak sedikit keras kepada adiknya itu. "Jawab Mel, apa betul kamu menjadi pelakor?" tanya Jaka kepada adiknya lagi."Emm, sebenarnyaa.. S-sebenarnya Imel nggak tahu Mas kalai dia sudah punya istri," jawab Imel dengan suara pelan sekali.Jaka hampir saja tidak mempercayai ucapan adiknya itu. Wajahnya berubah menjadi marah tanda menahan amarahnya."Kamu kenapa bisa kayak berbuat memalukan gitu Mel?" tanya Jaka frustasi dengan perbuatan adiknya."Kamu itu Mel, kayak nggak ada lelaki lain aja sih," celetuk Saskia pada adik i
POV SaskiaHari ini aku sial sekali, niat hati ingin pergi ke mall membeli perlengkapan bayi malah ketemu dengan Kinan. Tidak sengaja aku menabraknya karena terlalu terburu-buru berjalana. Tetapi tentu saja aku tidak mau dia memarahiku duluan jadi akhirnya ku semprot saja dia terlebih dahulu.Sejujurnya saat kulihat penampilan Kinan sekarang terselip rasa iriku kepada dirinya. Dia terlihat begitu bahagian, wajahnya semakin cerah, dan terlihat berisi karena kehamilannya. Sial, aku belum sempat mencari tahu kerja apa dia sekarang."Dunia ternyata sempit sekali ya, kamu ngapain kesini. Ini kan mall elit, harga barang disini mahal, apa kamu sanggup untuk membelinya? Ohh aku tau jangan-jangan setelah bercerai dari Jaka, kamu bekerja sebagai wanita panggilan ya?" ucapku berusaha memojokkanya.Aku tersenyum saat kulihat wajahnya memerah menahan amarah, karena memang itu tujuanku memancing amarahnya agar aku bisa mengorek informasi apa yang dilakukan Kinan sekarang setelah bercerai dari Jaka.
Hari ini Kinan sedang berkunjung ke cafe, selain karena sudah merasa bosan di rumah. Dia juga ingin mengunjungi Mahira. Kinan merasa bersalah karena sudah membiarkan Mahira mengurusi cafe ini sendiri. Nenek Arini memang masih sibuk mengurusi cafe dan beberapa restoran lain tetapi akhir-akhir ini beliau lebih sering disibukkan dengan pembukaan cabang baru restoran.Kinan melihat Mahira sedang sibuk meneliti laporan pengeluaran dan pemasukan barang ketika dia datang."Assalamualaikum Mahiraku," sapa Kinan lembut langsung duduk di kursi yang berada di depan Mahira."Eh waalaikumsalam, tumben sekali ibu pewaris tunggal datang kesini? Bukannya sedang cuti hamil ini?" ledek Mahira seperti biasa.Kinan tertawa menanggapi ledekan dari Mahira yang memang selalu memanggilnya pewaris tunggal kalu sedang berdua saja seperti ini."Bosan sekali di rumah, kegiatanku hanya nonton televisi, main game atau baca novel online. Nenek sedang sibuk mengurusi pembangunan restoran baru. Kamu sibuk sekali disi
Keesokan harinya Imel dan Saskia kembali datang ke cafe untuk menemui Mahira. Kali ini mereka berangkat pagi sekali berharap bisa ketemu sahabat dari Kinan tersebut.Setelah menunggu cukup lama mereka berhasil menemui Mahira."Wah keren sekali ya, seorang anak panti asuhan bisa bekerja di cafe terkenal seperti ini dan sepertinya punya jabatan yang bagus," sindir Imel.Mahira memang meminta Pak Rudi untuk membawa mereka masuk ke kantornya ketika manajer cafe tersebut memberitahu bahwa ada yang mencarinya. Dan begitu mendengar sindiran yang dilontarkan Imel tersebut, Mahira hanya tersenyum tidak terpengaruh sama sekali."Bukan begitu caranya untuk mengucap salam bukan?" tanya balik Mahira dengan sopan."Disini saya sebagai tuan rumah jadi kalian harus menghormati saya. Itu pun kalau kalian ingin saya hormati sebagai tamu. Jadi lakukanlah etika bertamu yang benar," lanjut Mahira.Imel dan Saskia yang merasa disindir oleh Mahira tidak terima. Raut wajah mereka menunjukkan wajah yang tidak
Mas, kamu sayang sama aku nggak?" tanya Saskia pada Jaka ketika mereka sedang berada dalam kamar."Kenapa nanya gitu?" tanya balik Jaka."Aku merasa kamu cuek sekali padaku akhir-akhir ini. Padahal kan sekarang aku lagi hamil anak kamu, Mas," rajuk Saskia.Jaka menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Saskia yang aneh menurutnya."Kamu aneh deh nanyanya, hal seperti itu seharusnya tidak perlu kamu tanyakan. Sudah jangan nanya lagi, besok waktu kamu kontrol kehamilan kan?" ucap Jaka."Iya Mas, kamu nemenin aku kan Mas?" tanya Saskia.Usia kehamilan Saskia kini sudah menginjak hampir 7 bulan, oleh karena itu perutnya semakin terlihat membuncit. Namun Jaka berusah untuk menunjukkan kasih sayangnya yang entah kenapa perlahan semakin memudar ketika dia melihat sang istri."Iya besok Mas temani," ucap Jaka singkat lalu memutuskan untuk tidur.Saskia merasa kesal karena Jaka tidak menggubris omongannya sama sekali dan malah tidur memunggunginya.'Kenapa kamu berubah, Mas?' keluh Saskia dala