POV JakaSejak pulang dari dokter kandungan beberapa hari yang lalu, Saskia menjadi lebih pendiam. Dia lebih sering berada di kamar lalu berdiam diri."Aku nggak apa-apa," ujar Saskia ketika aku bertanya ada masalah apa.Aku masih disibukkan dengam urusan butik Saskia yang ramai. Namun ada hal yang membuatku pusing, Ibu terus meminta uang untuk modal investasi seperti yang dikatakan tempo hari."Jaka, gimana?" tanya Bu Lina saat sarapan."Bagaimana apanya Bu?" tanyaku pura-pura tidak mengerti arah pembicaraan Ibu. Kulihat Ibu berdecak sebal, mungkin karena biasanya aku selalu menuruti kemauannya sedangkan kali ini aku belum mengabulkan permintaannya.Mau bagaimana lagi, aku sedang tidak ada uang sebanyak yang ibu minta. Aku tidak enak kalau harus meminta kepada Saskia melihat kondisinya akhir-akhir ini yang selalu murung."Uang yang ibu minta untuk investasi itu loh, gimana sudah ada?" tanya Bu Lina."Maaf Bu, Jaka belum ada uang segitu," ujar Jaka."Ya kamu minta Saskia lah, masak h
"Sebenarnya Imel kemarin habis dilabrak sama seorang ibu-ibu yang mengaku istri sah dari pacar Imel" ucap Jaka akhirnya."Apa????" teriak Bu Lina merasa terkejut.***"Kamu bercanda kan Jak?" ujar Bu Lina masih tidak percaya."Nggak Bu, aku tidak bercanda. Mana mungkin aku bercanda untuk hal seperti ini?" cicit Jaka."Nggak Jak, adik kamu itu polos, tidak mungkin dia sampai berbuat seperti itu," keluh Bu Lina sambil memijit pelipisnya."Ah aku tau, kamu ya Sas yang meracuni otak anak saya jadi dia berbuat seperti itu?" tuduh Bu Lina kepada menantunya.Saskia yang disangkutpautkan dengan persoalan Imel tentu saja tidak terima dengan tuduhan dari Bu Lina."Enak saja kalau ngomong, jangan fitnah donk Buz" ketus Saskia."Saskia yang sopan kalau ngomong sama Ibu," tegur Jaka."Mas, ibu kamu ini aneh, masak yang ngelakuin kayak gitu Imel disangkutpautin ke aku sih. Mana bisa aku terima Mas?" ucap Saskia sambil memasang wajah sedih agar Jaka tidak memarahinya."Bukan begitu sayang, Ibu kan k
"Jak.. Jakaa..." ucap Bu Lina dengan lemah.Jaka yang duduk di sebelah ibunya segera memegang tangan sang ibu."Iya Bu, ini Jaka. Ibu apa yang sakit?" tanya Jaka dengan perhatian."Jak, adikmu Imel dimana? Kenapa tidak kelihatan, apa sudah kamu hubungi?" tanya sang ibu kembali."Jaka belum sempat menghubunginya Bu, nanti saja. Yang penting Ibu enakan dulu, ibu mau minum?" tanya Jaka yang dibalas anggukan lemah oleh sang ibu.Dengan telaten Jaka memberikan sang ibu minum air putih dengan sedotan. Dan perlahan Bu Lina meminumnya."Ibu mau pulang Jak, ibu nggak apa-apa. Ibu mau ketemu adikmu," ujar Bu Lina."Sabar ya Bu, kata dokter ibu harus menginap dulu disini karena tensi ibu tinggi sekali. Ibu nggak usah banyak pikiran ya, biar cepet sembuh," jelas Jaka."Tapi Ibu mau pulang Jak, ibu mau ketemu Imel. Ibu mau menanyakan langsung perihal tespack yang Imas temukan," pinta Bu Lina."Sudah Bu, nanti kita bahas masalah ini. Yang terpenting sekarang ibu harus sembuh," jawab Jaka.Bu Lina a
"Saskia kamu jangan bikin malu Mas donk, kita lagi di rumah sakit sekarang," ujar Jaka setelah Kinan menghilang dari pandangan."Kamu itu Mas, aku belum selesai menunoahkan unek-unekku ke wanita itu. Ngapain dia milih rumah sakit yang sama. Pasti dia itu mau berusaha ngedeketin kamu lagi Mas!" ujar Saskia.Jaka yang mendengar cerita Saskia hanya bisa menggelengkan kepala mendengar fitnahan dari Saskia."Sas, sudahlah kita kesini kan untuk merawat Ibu. Sudah ya nggak usah marah-marah. Kasian bayi kamu," tutur Jaka dengan lembut.Saskia justru marah setelah mendegar nasihat dari Jaka, dia tidak bisa terima kalau lelaki yang sudah bergelar suaminya tersebut terus menerus membela Kinan."Mas, kamu itu suami aku, harusnya kamu itu membela aku donk. Bukan malah membela mantan istri kamu itu, ahh aku tau kamu masih mencintai dia kan. Ngaku kamu Mas?" geram Saskia."Astaghfirullah Sas, bagaimana ceritanya sih ngebela Kinan? Memang ada kalimat Mas yang nunjukkin kalau Mas membela Kinan? Mas ha
"Minta maaf nggak sama Kinan, nenek lampir!" ucap Mahira.Saskia yang merasa kesakitan namun dia gengsi untuk meminta maaf apalagi kepada Kinan, orang yang paling dia benci ini."Lo beraninya sama wanita hamil, nggak malu lo?" ujar Saskia berusaha memprovokasi Mahira agar mau melepaskan tangannya."Sudah Hira, lepaskan dia kasihan," ucap Kinan yang tidak tega melihat Saskia sudha meringis kesakitan."Biar aja Kinan, biar dia tahu kalau nggak semua orang bisa dia perlakukan seenak udelnya kayak gitu," jawab Mahira."Sudah sudah nanti kalau ada orang yang lewat tidak enak dilihatnya, kasihan dia," sahut Kinan.Karena Kinan sudah memohon agar Saskia dilepaskan makan Mahira pun dengan terpaksa melepaskan Saskia."Huh kalau Kinan nggak memohon kayak gitu, nggak bakalan aku lepasin. Awas kamu ya kalau bikin gara-gara lagi, dasar nenek lampir!" jawab Mahira dengan ketus.Saskia akhirnya bisa bernafas dengan lega dan langsung melarikan diri dari sana sebelum Mahira melakukan hal aneh lagi kep
Imel sudah hancur Mas, Imel sudah kotor," sahut Imel sambil menangis terisak yang tentu saja membuat Jaka semakin mengeratkan pelukannya pada sang adik. Dia berusaha menyalurkan energi positif pada sang adik agar bisa bangkit kembali."Ada Mas disini, kamu tenang ya. Ada Mas, kita cari jalan keluar bersama-sama," jawab Jaka."Nggak usah repot-repot Mas, aku sudah membuang bayi si**an ini. Dia sudah hilang, hahaha," jawab Imel enteng.Jaka terhenyak mendengar jawaban yang keluar dari adiknya ini, dia masih tidak bisa percaya akan kalimat yang baru saja di dengarnya."Apa maksud kamu? Apa maksud kamu dengan membuang bayi itu?" tanya Jaka menggali maksud adiknya."Anak s**l ini sudah aku buang Mas, aku sudah membuangnya. Dia itu kesalahan dan kesalahan itu harus segera dihapus," jawab Imel lagi."Astaga Imel, kamu menggugurkan bayi itu? Kamu bagaimana sih? Kenapa tidak berdiskusi dulu dengan kami?" ucap Jaka seraya menyugar rambutnya dengan kasar."Halaah peduli se*an Mas, aku lega sudah
Oeek.. Oeekkk.." suara tangisan bayi menggema di sebuah kamar bersalin.Setelah memakan proses hampir seharian akhirnya Kinan berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang begitu tampan dengan oaras yang menyerupai Kinan."Alhamdulillah," tidak henti Kina bersyukur atas kelahiran bayinya.Kinan sudah meminta tolong dari sejak jauh hari kepada Pak Ferdi untuk mengadzani bayinya. sekarang sang bayi sedang dibawa ke ruang bayi untuk dibersihkan, dan Kinan masih menjalani proses pemulihan setelah melahirkan."MashaAllah Kinan, selamat ya? Nenek bangga sekali kamu hebat Nak," ujar Nenek Arini sambil mengelus lembut rambut cucunya."Terima kasih banyak ya Nek, alhamdulillah Rayyan bisa lahir selamat," jawab Kinan dengan penuh haru."Rayyan?" tanya Nenek Arini sambil mengerutkan kening."Iya Nek, bayi itu Kinan beri nama Rayyan Attila Hadiwiryawan," jawab Kinan dengan pasti."Yang artinya anak tampan yang berjiwa besar keturunan dari Hadiwiryawan. Gimana Nek?" tanya Kinan."MashaAllah bagu
Ah kamu ini, kenapa tidak bilang sebelum 7 bulan sih, kayak gini itu harus dirayakan dengan mewah. Ibu juga mau pamer ke teman-teman arisan. Kalau ibu juga mau punya cucu, biar mereka tidak meledek ibu terus," jawab Bu Lina."Ah sudahlah Bu, ngapain pakai percaya omongan orang sih, mending ditabung saja. Lagipula Jaka tidak enak merepotkan Saskia terus," jawab Jaka sambil menunduk."Hah? Merepotkan gimana maksud kamu? Dia itu istri kamu Jaka. Uang dia ya uang kamu juga. Aneh kamu itu," jawab Bu Lina sambil mengomel."Mana bisa begitu Bu, uang Jaka baru uang istri tapi uang istri ya bukan uang Jaka donk, ibu mah gimana sih," Jaka tidak habis pikir bagaimana pola pikir dari sang ibu."Loh gimana sih kamu ini, yang namanya suami istri itu ya memang harus saling membantu, gimana sih? Kalau nggak mau saling membantu gitu ya mending nggak usah nikah!" sahut Bu Lina.*Jaka termenung di kursi depan kamar rawat inap sang ibu. Dia bingung memikirkan bagaimana cara memberitahukan sang ibu tenta