Share

Ujian

Hari itu dimulai dengan dirinya yang bangun kesiangan. Kaki-kakinya bergelut dengan rasa kram karena ia bawa lari tanpa pemanasan. Tak adanya cukup waktu bagi tubuhnya beristirahat membuat segalanya kacau. Lalu, entah bagaimana hawa kesialan miliknya pun semakin memuncak ketika ia melihat pemuda elf berseragam hitam berdiri di hadapannya dengan wajah cerah. Firasatnya tidak salah, apa yang ia pikirkan ternyata benar. Ramia dengan wajahnya yang berseri, tiba-tiba mengulurkan sebuah sapu, menunjuk ke sekeliling halaman.

"Tolong, sapu halamannya," ujar pemuda elf itu dengan entengnya.

Zhura menatap halaman paviliun Azhara yang sangat luas itu dengan bingung, sebelum kemudian berkacak pinggang. "Kau pikir aku pesuruh?!" semburnya.

Ramia meletakkan sapu itu di tangan Zhura, lalu berbalik hendak pergi. "Eh, siapa yang kemarin bilang akan melakukan semuanya untuk menjadi murid putera mahkota? Kebetulan pelayan kebun kami sedang cuti melahirkan, jadi kau bisa menggantikan tugasnya. Jika kau m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status