Share

87. Kumbang Yang Malang

Azhara mencengkram dadanya yang berdenyut hebat. Rasa sakit dan panas menyebar membuat tubuhnya kejang. Ada bunyi debum redam saat ia tak kuasa menahan pijakan kaki, dan jatuh pada karpet di bawahnya. Segalanya berdentum seiring paru-parunya yang berusaha mengambil napas. Kuku-kuku jarinya yang memutih pun patah seakan itu terlalu rapuh.

"Argh." Perutnya nyeri bak diperas, sesuatu keluar dari bibirnya. Tangan Azhara naik menengadah darah yang mengalir seperti tak terbendung itu. Sungai jernih mengalir di matanya yang putih sempurna saat senyum miring justru tercipta pada bibir. Meskipun ia tidak bisa melihat, tapi ia tahu seberapa buruk keadaannya. Jarum di dalam jantungnya semakin ganas, menggerogotinya, perlahan tapi pasti dia akan mati.

Dambaan yang ia simpan, menambah satu alasan mengapa tubuhnya sekarat. Ia telah merasakan ini sejak jarum itu ia masukkan ke sana, tapi kini rasa sakit datang ratusan kali lebih kuat. Penderitaan ini tidak akan hilang kecuali jarumnya hilang. Namun,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status