Share

Membadai

"Kau darimana?"

Aryana terheran-heran kala melihat Inara tengah melangkah ke arahnya, terakhir kali ia meninggalkan gadis itu masih duduk di tempatnya. Aryana lekas mengitari ruangan dengan pandangannya, lalu melihat brosur yang ditempelkan pada tiang kedai. Ia rasa gadis tabib di depannya baru saja pergi memandangi lembaran itu. Tapi kenapa Inara melihatnya?

"Situasinya sangat kalut, penyerangan malam itu benar-benar membuat banyak sekali celah. Tidak heran para gadis suci memanfaatkan keadaan genting itu untuk kabur," tukas Aryana membuka topik yang berat bagi Inara. Gadis yang tidak siap akan pernyataan tersebut lantas termangut. Tak menyadari perubahan perasaan sosok di hadapannya, Aryana asyik menyantap makanannya.

Inara terlihat tidak setuju, raut gadis itu sudah cukup pias si balik cadarnya. "Apakah mereka, gadis suci yang kabur itu dianggap sebagai penjahat?"

Karena gadis di hadapannya bertanya demikian, Aryana pun mendongak bingung. "Apa?"

Decakan lirih keluar dari bibir Inar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status