Share

Cawan Jiwa

Angin menerbangkan helaian Arlia, gadis bermata hazel itu menatap ke atas. Matahari bersinar seolah merayakan azam tanda mimpi buruk dunia berakhir. Sebelah lengannya naik mengusap keringat yang mengalir dari pelipis, kesejukan nyatanya tidak membantu banyak. Ia mengembuskan napas, menyandarkan punggung pada pilar besar di belakang.

Di hadapan gadis hazel itu terbentang halaman luas istana yang diisi tubuh-tubuh sekarat atau sudah tak bernyawa. Satu demi satu yang terluka diberi tindakan oleh tabib yang berkumpul, sementara yang lainnya dirujuk ke rumah sakit di seluruh kerajaan. Lalu, ditatapnya sosok-sosok tak bergerak itu dengan datar. "Ah." Mereka orang-orang yang tidak beruntung.

Berjejer, mayat demi mayat dibaringkan terselimut kain dari ujung kepala sampai kaki. Semalam mereka masih bertarung bersama, meneriakkan semangat berjuang. Tapi sekarang jiwa-jiwa berkobar itu padam. Mereka pahlawan, pembebas kutukan dan rasa takut. Arlia mendapati gadis berambut perak terbaring di anta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status