Share

43. Terlalu Naif?

"Shada kau kenapa?!" Demian mendongak melihat Shada yang sudah merah padam.

Shada terdiam. Ia menggeretakkan giginya. "Kau yang kenapa! Jangan memaksaku melakukan hal tidak aku inginkan, aku sedang tidak nafsu makan buah!" elaknya membuang muka kembali.

Demian tertegun. Sepertinya masa depan yang ia lihat beberapa waktu kemaren menjadi kenyataan.

"Begitu saja kau marah padaku. Apa beneran itu yang membuatmu marah?" Demian mengangkat tangan dan bahunya. Ia tidak ingin ribut di rumah sakit, tetapi situasinya sudah berbeda.

"Begitu saja?" pekik Shada mendelik setelah menghadap Demian. "Hah! Kau memang tidak pernah merasa bersalah! Kau sempurna!"

Shada tertawa dan kesal di waktu yang sama. Tidak menyangka atas respon pria itu. Demian mengusap rambut gelapnya frustasi. Ia menghela napas kasar, berusaha mengendalikan emosinya.

"Shada, itu tidak masuk akal. Kau tiba-tiba marah padaku seperti ini. Apa yang terjadi?" Demian bingung. Ia mengamati Shada demi mengetahui isi pikirannya. Namun sia-s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status