Share

80. Pria dengan Bau Bensin

Ruth menyaksikan percakapan keduanya. Ia lalu melengos dan memilih diam-diam angkat kaki dari sana.

Malta tersenyum. Ia sedang duduk di tepi brankar, sedang di hadapannya ada seorang pria yang baru saja datang dan menawarkan bantuan mengenai perbaikan rumah Shada mulai dari nol.

"Terima kasih, Max. Nanti akan aku sampaikan kepada Shada. Bagaimanapun keluarga kita harus tetap bersatu demi pengelolaan perusahaan yang lebih baik lagi."

Max mengangguk. "Aku berharap begitu. Tapi Shada lumayan keras kepala," sanggah Max.

"Tapi… aku tahu sendiri rasanya dikhianati seperti apa. Kau juga harusnya lebih banyak belajar dan menjauhi hal-hal seperti itu. Aku sebagai ibu tidak mau jika anakku kau sakiti seperti kemaren lagi. Aku kecewa." Malta mengucapkannya secara serius.

Max terdiam, lantas berusaha meneguk salivanya dengan susah payah. "Maafkan aku, Bu." Ia lalu menunduk merasa bersalah. Dari awal mengenal Malta, Max selalu memanggilnya 'ibu'.

Sementara lima meter dari mereka, Shada menghentika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status