Share

Chapter 22

Laura dan Felix disambut baik oleh wanita yang sejak tadi mereka cari.

Penampilan dan wajah Bu Laras tidaklah berubah sama sekali. Tetap cantik seperti terakhir kali Laura melihatnya.

"Silakan duduk," ucap Bu Laras.

"Mau dibuatkan apa? Teh, sirup, atau apa?" tanya nya dengan sangat amat ramah.

"Dari dulu Bu Laras tidak berubah," gumam batin Laura seraya menatapinya.

"Kak," Felix menyenggol pundak Laura, membuatnya terbangun dari lamunan.

"Te---terserah Ibu saja," balas Laura gugup.

Bu Laras meninggalkan mereka sejenak dan kembali dengan dua gelas cangkir berisi teh hangat yang dia buat sepenuh hati.

"Awalnya saya kira siapa, ternyata kamu, Laura. Sudah besar sekali dirimu. Tumbuh menjadi wanita cantik dan sukses," puji Bu Laras.

Laura yang sedang menyantap teh hangat tersebut pun tersedak.

"Ada apa?"

Laura merespon pertanyaan Bu Laras dengan gelengan kepalanya. "Tidak ada apa-apa kok, Bu."

"Serius?"

Laura mengangguk pelan.

"Bu Laras menganggap penampilanku sekarang adalah simbol kesu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status