Share

Why Won't This Die?

“Ayo! Kita pergi,” ajak pengendara itu dengan wajah yang ceria.

“Ayo? Ke mana? Kapan? Sekarang?” tanya Vanika sambil merengut.

“Ya sekarang lah. Loh, kenapa wajahmu cemberut begitu?” balas Adrian dengan terkikik-kikik.

“Kamu menghilang beberapa saat dan datang-datang gak ada angin gak ada badai mengatakan ‘ayo!’” keluh gadis itu dengan mengenyirkan kedua alisnya.

“Ya ampun. Maaf ,maaf, aku lupa mengabari kamu karena aku harus antar pamanku ke rumah sakit. Aku waktu itu cerita ‘kan kalau mereka baru datang dari luar kota? Nah, beliau ke sini untuk berobat,”

“O ya? Ah, Adrian maaf. Kamu juga gak bilang. Ah, aku jadi merasa bersalah begini,”

“Sudahlah. Ayo, kita pergi!”

“Ke mana?”

“Kamu pikir ke mana?” tanya Adrian, tapi kekasihnya memasang wajah kebingungan.

“Wah! Wah, wah. Lihat wajahmu itu. Parah sekali! Kamu gak ingat? Hari ini orang tua Akhtar buka kafe baru. Ya ampun padahal kamu sahabatnya, tapi bisa lupa begitu,” sambung pria muda itu sambil melipat kedua lengan di depan dadanya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status