Share

Bab 7

Dari parkiraan, aku hanya menatap Mbak Naura yang mengamuk pada Mas Attar. Menghirup udara sebanyak-banyak, agar dadaku tidak sesak dengan pemandangan yang terjaadi di depan sana.

Memilih menjauh dari keributan yang diciptakan oleh Mbak Naura, karena Mas Attar menggandeng wanita lain dengan mobil yang baru dibelinya. Ada apa dengan suamiku yang hanya dengan hitungan jam bisa berubah sedemikiannya.

Aku pun harus berubah, tekadku. Yang pertama kulakukan adalah menyimpan sedikit harta yang memang sepantasnya untuk Aqilla.

"Mbak yang ini berapa?" tanyaku ketika kaki ini melangkah ke toko emas di dekatku, sesuai arahan Mbak Naura.

"Ini dua gram, Mbak. Yang ini model terbaru," tunjuk sang pelayan toko.

Mata mereka mencuri-curi pandang ke arah kerumunan, yang di sana ada Mbak Naura dan Mas Attar. Aku pun mendengar bisik-bisik mereka yang mengatakan "Istri sah melabrak pelakor!" 

"Itu bukan istri sahnya, Mbak. Itu kakaknya sendiri, yang enggak tega melihat iparnya bersedih!" ucapku dingin, tapi tidak dipedulikan oleh mereka yang senang melihat tontonan itu.

"Iih! Kenapa cuma diomelin sih, tendang atuh, Bu!" geram pelayan toko yang sangat antusias pada keributan itu.

"Iya, ya. Kalau saya, itu pelakornya sudah saya jedotin di tembok, atau enggak di telanjangin saja!" ujar pembeli yang sedang memilih perhiasan, tapi matanya ke arah lain.

"Kalau saya, ya, Bu. Saya santet tu pelakor, enak aja ngincer laki orang!" timpal yang lain.

"Kalau saya, ya, sudah biarin, sampah cocok dengan sampah! Jadi buang pada tempatnya."

Aku tersenyum miris mendengarnya, sayangnya diriku tidak setega itu pada orang lain. Terlebih, merasa tidak perlu menghabiskan energi untuk melabrak lelaki yang mencoba menghancurkan pernikahannya sendiri. Lebih baik, aku memperbaiki diri. Mengintropeksi di bagian mananya yang salah dalam diriku, kecuali tubuhku yang melebar. Hanya aku merasa heran saja, bukan hitungan bulan atau tahun, Mas Attar langsung berubah. Apa ada sangkut pautnya dengan magic, ya?

"Saya minta yang itu, Mbak," tunjukku pada model kalung yang cantik, mengalihkan pikiran yang akan menggangguku. "Oya, pembayaran bisa memakai debit?" tanyaku memastikan dan pelayan itu mengangguk.

Mereka kembali berbisik, terlalu seru dilewatkan pertengkaran Mbak Naura dan Mas Attar. aku sudah mengatakaan pada mereka , jika Mbak Naura itu kakak dari Mas Attar, tapi mereka tidak percaya, terlalu antusias dengan tontonan di depan sana. Yang pastinya membuat geram wanita bersuami.

"Itu kakak ipar saya, yang mergokin suami saya gandeng cewek lain. Kakak ipar saya nyuruh saya ngabisin uang suami saya untuk simpanan anak, jadi saya ada pegangan saat suami saya benar-benar ketahuan selingkuh!" terangku pada pelayan yang sibuk mencela Mbak Naura.

"Ah, ibu bisa aja, belanya!" selorohnya.

"Ini coba liat!" kutunjukan poto Mas Attar sedang bersamaku dan Aqilla.

Seketika mereka diam, dan memandangku dengan tidak enak hati, atas perkataan-perkataan yang mereka lontarkan, tadi. Setelah membeli beberapa perhiasan yang nilainya sangat fantastis, aku kembali menyusuri jalanan seorang diri.

Aku tidak mungkin membawa semua ini pulang ke rumah, yang ada nanti diambil oleh Mas Attar. Aku harus mencari tempat aman untuk barang-barang ini, dan pilihanku jatuh pada adik sepupu laki-lakiku yang bekerja beda kota dan sudah seperti adikku, karena dirawat ibu sejak kecil. Orang tua Radit meninggal karena kecelakaan, sewaktu akan jiarah.

"Halo, Radit. Mbak boleh titip sesuatu?" tanyaku melalui sambungan telepon.

"Iya, Mbak. Aku lagi libur hari ini, tapi males pulang. Soalnya ibu pasti nanya, kapan nikah!" serunya di ujung sana.

"Sekarang kamu temuin mbak dulu, ada yang penting!" ujarku.

"Ke rumah, Mbak?"

"Bukan, nanti mbak Sharelock, ya. Mbak tunggu sekarang,"

Radit terdengar keberatan dengan pintaku yang terburu-buru, tapi dia langsung menyanggupinya. Segera kukirimkan lokasi terkini padanya, agar dia bisa segera datang. Aku tahu, jarak tempuh dari tempatnya ke sini bukanlah sebentar, sekitar dua jam perjalanan.

"Kamu ngapain di sini?!" Suara bas itu membuatku takut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status