Share

Bab 41

Wajah Mbak Naura bersemu merah, tapi seketika berubah masam. Menatap layar ponsel dengan mata berkaca-kaca. aku tahu hatinya saat ini sedang bimbang.

"Siapa yang akan menikahkanku nantinya?" ucapnya lirih, dan aku baru tersadar akan hal itu.

Semua terdiam, dan bergelut dengan pikirannya masing-masing.

[Untuk itu, aku akan usahakan yang terbaik. insyaaAllah,]

Tegas Ustadz Idris, aku dan ibu lega mendengarnya.

"Baiklah, aku terima."

Mbak Naura berkata dengan lirih dan aku bisa melihat kebahagian terpancar di wajahnya. Meski yang kutahu, hanya Mas Attar dan bapaknya saja yang bisa menjadi wali nikah untuknya, semoga Mbak Naura mendapatkan yang terbaik.

[Baiklah, aku dan keluarga akan ke sana malam ini dan meminta ijin pada ibu untuk menikahimu dalam dua hari ke depan. Terima kasih sudah mengijinkan aku mendampingimu,]

Ustadz Idris mengakhiri pangilan, setelah Mbak Naura memberikan anggukan kepala. Ya, hanya anggukkan kepala, tidak ada yang lain. Bahkan salam yang dilontarkan oleh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status